Beranda > Pandangan > Majapahit Adalah (Bukan) Kesultanan Islam

Majapahit Adalah (Bukan) Kesultanan Islam


Melihat tulisan di sini, di sini, di sini, dan di situs-situs lain, termasuk dalam forum forum-forum internet, menjadi motif saya untuk menulis tulisan ini sebagai sikap saya atas inti tulisan tersebut yang menyatakan bahwa Majapahit merupakan kerajaan Islam di Indonesia yang bernama Kesultanan Majapahit.

Saya akan mengulas hal-hal yang dijadikan dasar oleh pihak yang menyatakan Majapahit merupakan kerajaan Islam.

Pertama,  mengenai ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’

Koin Dengan Lafaz Kalimat Tauhid

Ulasan saya:

Pada tahun 2009, Tim Evaluasi Neo Pusat Informasi Majapahit (Neo PIM) menemukan peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit di situs Trowulan yang salah satunya adalah ribuan mata uang kuno dari Tiongkok.  Mata uang tersebut bertuliskan huruf Tiongkok, dan jumlahnya sekitar 60 ribu keping.

Apakah ini menandakan bahwa Majapahit adalah kerajaan yang beragama Konghucu, Taoisme, atau agama apapun yang berasal dari Tiongkok?

Atau, apakah Majapahit merupakan kerajaan bawahan (vassal) dari Kekaisaran Tiongkok?

Tentu saja bukan.

Peninggalan berupa uang koin Tiongkok yang ditemukan di wilayah kerajaan Majapahit pertanda adanya hubungan dagang dengan negeri Tiongkok. Para pedagang dari Tiongkok kerap membawa mata uang negerinya yang terbuat dari emas, perak atau perunggu untuk dibawa ke Majapahit. Hal ini wajar saja mengingat pada zaman tersebut emas, perak, atau perunggu merupakan alat pembayaran yang lazim digunakan dimana saja. Yang membedakan nilainya adalah berat dari emas/perak itu sendiri. Majapahit sendiri mengeluarkan uang lokal yang disebut dengan Gobog.

Koin Tiongkok Pada Zaman Majapahit

Penemuan koin emas yang bertuliskan kalimat tauhid dengan huruf Arab pun menandakan para pedagang dari Timur Tengah telah menjalin hubungan dagang dengan para pedagang nusantara, khususnya Majapahit. Terlalu tergesa-gesa bila menyimpulkan Majapahit adalah Kerajaan Islam karena ditemukannya koin emas berlafazkan “La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah”.

Penduduk lokal Majapahit mungkin sudah ada yang memeluk Islam yang disebarkan para pedagang/ulama yang datang dari Timur Tengah, tapi tidak dapat disimpulkan bahwa kerajaan Majapahit adalah kerajaan/kesultanan Islam.

Kedua, mengenai penemuan pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah hakim agama Islam kerajaan Majapahit.

Ulasan saya:

Pada nisan makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim atau Syeikh Maghribi atau Sunan Gresik, terdapat inskripsi yaitu surat al-Baqarah ayat 225, surat Ali Imran ayat 185, surat al-Rahman ayat 26-27, dan surat al-Taubah ayat 21-22 serta tulisan dalam bahasa Arab yang artinya:

Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para Sultan dan Menteri, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya(dalam terjemahan lain disebut: terkenal dengan Kakek Bantal-red). Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi’ul Awwal 822 Hijriah.

Tidak ada dalam inskripsi tersebut yang menyatakan bahwa beliau adalah hakim agama Islam di kerajaan Majapahit. Terjemahan Sultan dan Menteri dalam inskripsi tersebut menurut Macchi Suhadi yang mengacu pada pendapat Usman bin Yatim bin Abdul Halim Nasir ditujukan untuk Sultan Samudera Pasai, karena menurutnya nisan Maulana Malik Ibrahim berasal dari Pasai karena memiliki kemiripan dengan nisan makam sultan-sultan dari Samudera Pasai. Tjandrasasmita (1983:283) malah berpendapat  bahwa kuat dugaan bahwa sultan dan menteri yang berduka dengan meninggalnya Maulana Malik Ibrahim itu berasal dari Gujarat dan Samudera pasai, yang mengirimkan jirat dan nisan beserta pertulisannya tersebut, sebagai tanda hormat kepadanya.

Kalau memang perkataan Sultan dan Menteri itu merujuk kepada Majapahit, mengapa di peninggalan Majapahit seperti di candi-candi, tidak menggunakan huruf Arab?

Batu nisan yang ada di makam Maulana Malik Ibrahim jelas dibuat oleh orang/pihak yang mengenal beliau. Yang jelas, inskripsi tersebut menceritakan bahwa yang dimakamkan bukanlah orang sembarangan. Maulana Malik Ibrahim selain dikenal sebagai ulama, beliau juga terkenal sebagai pedagang, dan ahli pengobatan. Kalau memang ada para bangsawan/raja Majapahit yang mengenal beliau, atau bahkan menganut agama Islam karena beliau, bukan berarti menandakan bahwa kerajaan Majapahit merupakan Kerajaan Islam. Lebih-lebih bila tulisan dalam nisan Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai bukti bahwa beliau adalah menteri dari Majapahit.

Pertanyaan saya adalah, kalau Maulana Malik Ibrahim memang benar seorang menteri di Majapahit, terus kenapa?

Kita bandingkan dengan negeri Tiongkok.

Mengapa tidak ada yang menarik kesimpulan yang menyatakan bahwa kekaisaran Tiongkok pada masa lalu adalah negara Islam? Padahal kekaisaran Tiongkok  memiliki Laksamana Cheng Ho, seorang muslim asli Tiongkok, pemimpin armada laut dalam ekspedisi pelayaran Tiongkok, juga merupakan kasim di negeri itu.

Ketiga, perihal lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat.

Ulasan saya:

Dibawah ini adalah gambar yang dianggap bukti bahwa pada lambang Majapahit terdapat tulisan Arab:

Gambar Pertama

Bandingkan dengan gambar yang ini yang juga gambar lambang Majapahit:

Gambar Kedua

Pada gambar pertama, seolah-olah huruf arab tersebut merupakan huruf yang benar-benar tercetak pada artefak Surya Majapahit. Menurut saya, huruf Arab yang diberi penekanan pada gambar tersebut tidak lebih merupakan persepsi yang dipaksakan oleh pihak yang menganggap Majapahit merupakan kerajaan Islam. Hal ini tidak dapat diterima begitu saja sebagai bukti bahwa Majapahit merupakan kerajaan Islam.

Ini seperti foto tentang misteri monster danau Loch Ness.

Foto di samping ada yang menganggap sebagai foto penampakan makhluk misterius yang ada di danau Loch Ness, dan ada yang menganggap sebagai foto biasa yang menganggap hal itu mungkin saja batu atau kayu yang ada di danau tersebut. Akibat foto ini, sudah banyak uang yang dikeluarkan untuk ekspedisi mengungkap misteri makhluk misterius danau Loch Ness karena meyakini kalau foto tersebut benar-benar merupakan penampakan dari monster yang ada di danau tersebut.

Tetapi…

Pada tahun 1994, misteri tentang foto tersebut terungkap. Foto tersebut adalah rekayasa. Foto itu adalah foto mainan kapal selam yang di atasnya ditempel mainan ular naga laut (bentuk leher memanjang). Selama 60 tahun foto tersebut dipercaya sebagai bukti keberadaan monster danau Loch Ness.

Keempat, pendapat yang menyatakan pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan.

Ulasan saya:

Saya sungguh tidak tahu atas dasar apa ada pendapat yang menyatakan bahwa pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim dan Prabu Guru Dharmasiksa adalah seorang ulama Islam. Hingga kini, saya belum menemukan sumber otentik, bahkan cerita rakyat sekalipun yang menyatakan Raden Wijaya serta Prabu Guru Dharmasiksa adalah seseorang yang menganut agama Islam.

Lepas dari itu, Raden Wijaya dipercaya merupakan anak dari Dyah Lembu Tal. Beberapa sumber memiliki redaksi yang berbeda tentang Dyah Lembu Tal, yaitu:

a. Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, Lembu Tal atau Dyah Singamurti adalah putri dari Mahisa Campaka, putra Mahisa Wonga Teleng, putra Ken Arok, pendiri Kerajaan Singhasari.

Lembu Tal menikah dengan Rakeyan Jayadarma, putra Prabu Guru Darmasiksa raja Kerajaan Sunda-Galuh yang memerintah tahun 1175-1297. Dari perkawinan itu lahir Raden Wijaya.

b. Menurut Negarakertagama, Dyah Lembu Tal adalah seorang laki-laki, anak dari Narasinghamurti.

Keterangan dalam Negarakertagama diperkuat oleh prasasti Balawi yang diterbitkan oleh Raden Wijaya sendiri pada tahun 1305 M. Dalam prasasti itu Raden Wijaya mengaku sebagai anggota asli Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang menurut Pararaton didirikan oleh Ken Arok, penguasa pertama Kerajaan Singhasari.

Jadi, keterangan tentang Raden Wijaya yang merupakan cucu dari Dharmasiksa sendiri masih perlu diteliti. Mungkin saja Raden Wijaya memang cucu Dharmasiksa seperti yang tercantum dalam Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara. Raden Wijaya dibawa pergi oleh Lembu Tal dari Sunda dan akhirnya menetap kembali di Singasari. Untuk meyakinkan legitimasinya di Majapahit, Raden Wijaya menggunakan silsilah yang ia buat dari garis keturunan Singasari. Sebagaimana raja-raja Mataram Islam yang menggunakan silsilah hingga ke Nabi Adam untuk memperkuat legitimasinya. Atau malah, Raden Wijaya sama sekali tidak memiliki darah Sunda? Ini merupakan kajian yang masih harus diteliti kebenarannya.

Adapun Prabu Guru Dharmasiksa sendiri memang terkenal akan ajarannya yaitu Amanat Galunggung yang intinya merupakan amanat yang bersifat pegangan hidup, amanat tentang perilaku negatif, dan amanat tentang perilaku positif. Tidak ada redaksional yang mengarah kepada kesimpulan bahwa Dharmasiksa adalah seorang muslim. Amanat Galunggung sendiri dipercaya merupakan khazanah lokal budaya Sunda yang berasal dari agama Sunda Wiwitan (agama Sunda Kuno).

Mengenai Gajah Mada sendiri, ada yang mengatakan kalau itu adalah gelar. Pada masa itu, memang lazim digunakan nama-nama hewan sebagai gelar seperti Prabu Gajah Agung, Lembu Agung, Lembu Tal, Gajah Kulon, Kebo Anabrang, dan lain-lain. Belum dapat dipastikan apakah Gajah Mada benar-benar nama asli atau bukan. Hanya saja, kesimpulan bahwa Gajah Mada adalah Gaj Ahmada sungguh sangat lucu. Apakah arti Gaj itu? Lalu, mengapa dengan mudahnya memenggal nama Gajah Mada menjadi Gaj Ahmada?  Mengapa tidak Ga Jahmada, Gajahma Da? Atau G.Ajah Mada?

Adapun mengenai gelar pada Raden Wijaya yang bukan justifikasi bahwa dia adalah seorang Hindu, masih bisa saya terima. Tapi, bila harus membandingkan Kertarajasa Jayawardhana (gelar Raden Wijaya) dengan Sultan Hamengkubuwono, itu jelas berbeda.

Bisa saja seorang muslim memakai gelar dengan Bahasa Sanskerta seperti Kertarajasa Jayawardhana, tetapi tidak bagi non muslim yang menggunakan gelar Sultan. Sultan adalah gelar identitas kekuasaan dan keagamaan, sama seperti Paus pada agama Katholik dan Tahta Suci Vatikan. Kesultanan merupakan bentuk pemerintahan khas Islam, seperti pada Banten, Aceh, Ternate, dan yang lainnya. Pada masa sekarang, mungkin seperti Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Brunei Darussalam contohnya. Bila sang Sultan sudah tidak Islam, maka Kesultanan pun berubah menjadi, Kekaisaran Brunei, atau Republik Ngayogyakarto.

Untuk menjelaskan bahwa Sultan adalah suatu gelar identitas, saya ajukan pertanyaan sederhana.

Sultan Henry XIV dengan Paus Yazid III. Menurut anda, manakah di antara mereka yang seorang muslim?

Kelima, tentang  keturunan Arab  yang banyak menjadi penguasa di Nusantara.

Ulasan saya:

Memang ada kerajaan di Nusantara yang didirikan oleh seorang keturunan Arab Islam, contohnya adalah Kesultanan Perlak di Aceh (840-1292). Tetapi, saya bertanya singkat saja:

Siapakah pendiri Majapahit?

Sudah tentu Raden Wijaya yang berasal dari Nusantara sendiri (kalau tidak Jawa, ya Sunda. Lihat ulasan keempat di atas).

Di luar kelima hal yang dianggap sebagai bukti di atas, ada yang berpendapat seperti ini:

“jika Majapahit adalah kerajaan besar yang beragam Buddha atau Hindu, harusnya sampai saat ini agama terbesar di nusantara ini tentunya Buddha dan Hindu. karena yang namanya keyakinan itu pasti mengakar kuat. Tapi kenyataannya agama terbesar sampai saat ini dari sejak nusantara sampai sekarang adalah Islam.

Ini pararel dengan kenyataan bahwa Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama yang masih eksis berdiri sampai sekarang walapun sudah 60 tahun. dan itu baru organisasi, bukan sebuah kerajaan besar. Apalagi tentunya jika dibandingkan dengan kerajaan sebesar Majapahit. tentunya itu akan mewarisi ideologi/agama yang kuat. kenapa tidak Buddha atau Hindu yang besar? Melainkan Islam?”

Menurut saya pendapat di atas menafikan fakta sejarah yaitu munculnya kerajaan-kerajaan Islam di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Maluku, baik sezaman  dengan Majapahit, maupun setelah Majapahit runtuh. Tentu hal ini, berpengaruh pada cepatnya penyebaran Islam di Indonesia. Perlu diketahui, saat Majapahit runtuh, tidak ada kerajaan non-Islam (Hindu-Buddha) di Indonesia yang pengaruhnya sebesar  atau melebihi Majapahit.

Kita ambil contoh negara India. Sebelum Republik India resmi berdiri, India pernah berada dalam pemerintahan Mughal, suatu pemerintahan Islam dari abad 16 hingga 19. Peninggalannya yang terkenal adalah Taj Mahal, bangunan bercorak Islam yang menjadi kebanggaan masyarakat India. Tapi kini, nyatanya India adalah negara dengan populasi Hindu terbanyak di dunia.

Menurut saya, pendapat yang menyatakan bahwa Islam berkembang sejak zaman Majapahit itu mungkin saja benar, tetapi kesimpulan bahwa Majapahit merupakan Kesultanan Islam adalah kesimpulan yang terburu-buru dan perlu diteliti lagi kebenarannya.

Kategori:Pandangan
  1. wahyu
    13/11/2010 pukul 22:58

    saya setuju dengan ulasan saudara..

    saya sangat bahagia apabila benar kerajaaan majapahit adalah kesultanan islam karena saya seorang muslim.

    tetapi ada beberapa hal lagi yang menurut saya kurang pas dan terlalu dipaksakan.
    1.kalau majapahit merupakan kesultanan islam mengapa peninggalan yang ditemukan tidak pernah ada semacam kubah, kemudian lambang bulan dan bintang dan relief panjang tulisan ayat al-aqur’an yang merupakan simbol khas dari sebuah dinasti muslim yang ada hanyalah candi yang merupakan tempat ibadah umat hindu atau budha.
    2.eksodusnya rakyat majapahit kala itu saat akhir dari masa kejayaan majapahit ke pulau bali dimana sampai saat ini kita masih bisa melihat perkembangan agama hindu.
    3. mungkin saja islam memang telah ada pada jaman majapahit dan dinasti saat itu memiliki toleransi beragaama yang tinggi sehingga tidak menutup kemungkinan rakyat dan perangkat kerajaan beragama islam.

    saya pikir ini kesimpulan yang terlalu terburu-buru dan mungkin bisa menyesatkan karena seperti ulasan saudara terlihat beberapa hal terlalu dipaksakan seperti pada lambang majapahit dan nama gajah mada.

    • 26/11/2013 pukul 18:57

      maap nih komen :D, bukankah peninggalan islam tidak harus kubah? bisa juga peninggalan yang lain. atau mungkin candi-candi di Indonesia malah peninggalan islam. well, gk ada yang tau XD

      • 27/11/2013 pukul 14:54

        Memang benar,peninggalan Islam tidak harus kubah. Malah, kubah sendiri bukan monopoli milik umat Islam. Di Eropa Timur, kubah digunakan sebagai aksesori gereja mereka. Misalnya, Katedral Saint Basil di Rusia yang sudah terkenal itu.

        Sangat sulit untuk melakukan justifikasi bahwa candi-candi di Indonesia merupakan peninggalan Islam. Dalam kaidah seni dan kebudayaan Islam, diharamkan untuk membuat patung serta menggambar/mengukir makhluk yang bernyawa. Seperti kita tahu, candi-candi di Indonesia tidak bisa lepas dari keberadaan arca/patung dan fungsi candi di Indonesia umumnya merupakan tempat persembahan kepada dewa Hindu atau tempat melakukan ritual keagamaan Buddha. Seperti yang kita tahu juga, perbuatan menyekutukan Allah, atau persembahan kepada selain Allah disebut syirik dan syirik merupakan dosa besar dalam agama Islam.

        Demikian, dan terima kasih sudah berkomentar 🙂

      • 22/11/2014 pukul 22:51

        Yg menyekutukan Allah itu siapa? Memang Hindu sama Budha itu muslim? Jika orang muslim buat itu baru Syirik ,,

  2. 13/11/2010 pukul 23:32

    ijin share pak

    • 17/11/2010 pukul 09:39

      Silakan Pak !

  3. 26/11/2010 pukul 15:40

    MAS COBA SIMAK SISI KOIN SATUNYA LAGI..ADA GAMBAR WAYANG..SEMAR … MASA KOIN ARAB ADA GBR WAYANG DAN SEMAR ??

    • 14/05/2014 pukul 02:26

      mas bro,,,bukan nya wayang itu jga cerita islam,,,yg menciptakan wayang kan sunan kali jaga masbro,,,masa sunan kali jaga menceritakan agama lain,,,,

      • 22/11/2014 pukul 22:55

        Coba cari cerita wayang yg menceritakan tentang muslim. Saya pingin tau.!!!

  4. eddyn
    26/11/2010 pukul 21:21

    Kang Adang,
    Makasih atas sharing infonya,
    Topic ini bisa menjadi topik hangat yg terus bergulir.

    Saya yakin bakal terjadi polemik antara yg berpendapat dan yg membantah.
    Sang penulis tentu siap utk berpolemik ketika dia menyampaikan pendapatnya.

    Yang anda tulis sebagian masuk akal,
    tetapi ada salah satu contoh yg kurang tepat.

    Anda menulis sbb : ……..
    Kita ambil contoh negara India. Sebelum Republik India resmi berdiri, India pernah berada dalam pemerintahan Mughal, suatu pemerintahan Islam dari abad 16 hingga 19. Peninggalannya yang terkenal adalah Taj Mahal, bangunan bercorak Islam yang menjadi kebanggaan masyarakat India. Tapi kini, nyatanya India adalah negara dengan populasi Hindu terbanyak di dunia….

    Contoh yg anda ambil tidak tepat, kerena ketika kerajaan Mughal berkuasa, kerajaan itu tidak menguasai seluruh India, dominan bahagian utara saja.
    Kerajaan-kerajaan saingan adalah Mewar, Marathas, kerajaan Sikh, dll. dengan ajaran dan budaya Hindunya masih sangat dominan.

    • 03/12/2010 pukul 13:51

      Terima kasih atas tambahan infonya.

  5. 03/12/2010 pukul 15:41

    Saya sependapat dengan pernyataan ini :

    “Menurut saya, pendapat yang menyatakan bahwa Islam berkembang sejak zaman Majapahit itu mungkin saja benar, tetapi kesimpulan bahwa Majapahit merupakan Kesultanan Islam adalah kesimpulan yang terburu-buru dan perlu diteliti lagi kebenarannya.”

    Namun ada baiknya kita baca dulu buku asli yang diulas oleh Sdr. Fahrudin HM di blognya :

    Menguak ‘Rekayasa Sejarah’ Majapahit


    yang merujuk pada buku :

    Herman Sinung Janutama, ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Yang Tersembunyi’, LJKP Pangurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta. Edisi Terbatas Muktamar Satu Abad Muhammadiyah Yogyakarta Juli 2010

    Oya, ijin share ya buat nambah wawasan,.
    Salam

    • 03/12/2010 pukul 16:19

      Silakan di-share dengan menyebutkan sumbernya. 🙂
      Salam!

    • 22/11/2014 pukul 22:58

      Gak perlu buku bro. Yg penting peninggalnnya. Buku bisa dikarang sesuka penulisnya..

  6. musawongndeso
    14/12/2010 pukul 01:42

    sejarah dibuat berdasarkan versi yang berkepentingan..
    contohnya:
    dalam pelajaran sejarah dikatakan raja kerajaan kutai (kerajaan hindu) menyembelih 1000 sapi tiap tahun.. padahal agama hindu sangat mensakralkan sapi.. nah, masuk akal ga..?

    • 20/04/2013 pukul 09:00

      Hindu di Indonesia memang tidak 100% menjiplak Hindu India. Hindu gaya Bali, kalau di India termasuk minoritas dan bisa dianggap sesat. Orang Indonesia memang ada indikasi berani merubah2 ajaran yang masuk ke negerinya. Contoh, Buddha jawa mengizinkan bahkan biasa terjadi para Petinggi agama Buddhanya menikah. Berbeda dengan Buddha di negeri asalnya.

    • karuniakaruni
      30/03/2015 pukul 21:29

      mempersembahkan atau meyadnyakan tepatnya ,.. hindu di Bali itu adalah gabungan dari sebuah agama dan tradisi turun temurun,,.. sehingga memang banyak perbedaan,.. jika pada saat masuknya hindu ke indonesia dan bali tidak mempunyai identitas maka sangat mungkin kami akan mengambil sepenuhnya hindu india tersebut,,..
      gg usah jauh jauh,.. cara kami beribadah saja sedikit berbeda dengan mereka,.. jika mereka menggunakan lingga maka kami menggunakan pelinggih ,. trimakasi

  7. 16/12/2010 pukul 14:38

    sangat suka dengan analisa cerdas anda… .

  8. 26/12/2010 pukul 00:17

    Zaman ke emasan atau Glory of Majapahit.abad 10 sampai 14 .
    Agama di Bumi indonesia jaman raja -raja . Shiva and Buddha. Dan Ingat juga bangsa atau Zaman Majapahit ada awal dan akhirnya. Keluarga Majapahit ada yang memeluk agama Islam setelah runtuhnya Majaphit dan kedatangan orang Islam, orang Belanda atau Missionaris . Bagunan bisa rusak atau hancur dan Zaman atau iklim yang membuat manusia bertahana akan budaya.
    Selama kita menghormati para leluhur atau nenek moyang anda akan selamat.
    Tuhan begitu mulai menjadikan bangsa yang beraneka ragam . Bhennika Tunggal Eka tan hana Dharma mang ruva.
    Terimakasih

  9. putu suwarta
    16/03/2011 pukul 22:57

    menarik sekali artikel di atas, membuka wawasan.

  10. anonymous
    03/04/2011 pukul 21:57

    ijin share ya pak buat di kaskus 🙂

    • 05/04/2011 pukul 22:18

      monggo…tapi tulis sumbernya ya 🙂

  11. 27/04/2011 pukul 22:19

    Majapahit memang bukan Kesultanan Islam, silahkan anda baca juga ulasannya di http://wongjawa670.blogspot.com.
    Bravo Majapahit Nusantara Jaya

  12. Bulek Ris
    01/06/2011 pukul 16:13

    Yang bilang Majapahit kerajaan Islam itu wong GENDENG bin SABLENG. Wong jelas2 sejarah dunia mengatakan zaman itu Hindu. Nyari sensasi wae, ora ono kerjaan.

    • 16/07/2011 pukul 14:24

      terkadang cara-cara seperti itu digunakan untuk menambah pengaruh

      • wong pitu
        11/02/2016 pukul 11:23

        Bagus sekali ulasannya ..

        memang selalu ada pihak2 yang suka mengarang dongeng untuk tujuan tertentu demi kemuliaan agama tertentu.. tindakan merampok ini bukanlah suatu hal yang dilarang selama tujuannya bisa diterima..

        setelah majapahit entah apalagi/ manalagi yang akan dirampoknya… dan cara2 ini akan terus menerus dan selalu dilakukan dan harus selalu ditangkal pulak..

        karena

        “kebohongan yang terus menerus dikumandangkan akan terlihat seperti kebenaran dan kebenaran yang tidak dipertahankan suatu saat akan punah.”

  13. Arya
    17/07/2011 pukul 23:39

    kalau boleh tau ini pak adang yang nulis sendiri? karena ada beberapa contoh yang mungkin ada dalam konteks yang berbeda seperti nessi. seperti tidak mengambil dari buku.

    sukses terus buat pak adang.

    • 24/07/2011 pukul 14:09

      Tulisan di postingan ini seluruhnya hasil pikiran saya Pak.
      Semoga kesuksesan juga melimpahi kepada Bapak juga!

  14. adit
    18/07/2011 pukul 17:07

    boleh minta sumbernya pak?

    • 24/07/2011 pukul 14:11

      Tulisan ini hasil buah pikiran saya sendiri Pak! Saya hanya mengambil beberapa keterangan2 tambahan dari internet.

  15. 06/08/2011 pukul 14:09

    Gung Adhi-katak :
    Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu dan Budha, itu sudah pasti 100% karena…
    1. Ajaran yg di terapkan di majapahit adalah filsafat Hindu
    2. Pemujaanya adalah Dewa2 Hindu
    3. Pendetannya ada dua yaitu Hindu dan Budha.
    4. Lontar yang dibawa oleh Para Pembesar dari majapahit ke bali sebagai bentuk ajaran yg diterapkan di majapahit. sama halnya seperti di Bali saat ini.
    5. ksatria majapahit memindahkan kebudayaannya ke Bali seiring dengan berontaknya kerajaan di bali dan berkembang sampai saat ini.
    6. kalo masalah tulisan arab itu mungkin di awali dari perdagangan dan saat kehancuran kerajaan Majapahit yg di kuasai oleh muslim nah jadi menurut saya dari pendudukan itulah hal2 yg terkait dengan muslim muncul dan berkembang.

  16. Kolor k
    26/08/2011 pukul 21:59

    Terlepas benar tidak nya Majapahit sebagai kerajaan Islam, sah sah saja mau mengambil kesimpulan masing2, karena kalau kemauan sudah mengakar, berujung pada tekad, maka “segala” dasar yang mendukung keinginanakan dipakai. Tak ubahnya aliran aliran dalam masing2 agama yang terwujud dalam bentuk “sekte”, yang pada intinya berpijak pada salah satu atau sebagian “pasal atau ayat atau juga bab yang dianggap paling sesuai dan benar. jadi tidak secara menyeluruh/lengkap, maka jadilah sebuah kaidah, dogma, yang menurut sesorang dianggap sesuai dengan keyakinannya akan dipakai untuk mendefinisikan.

    Sebagaimana terkandung dalam ungkapan : letak bahaya adalah :bilamana manusia mempunyai Keinginan dan kemampuan. Salah jadi benar dan benar pun akan jadi salah sesuai selera keinginan seseorang

  17. 21/10/2011 pukul 07:40

    setuju dengan ulasan saudara. untuk lebih mudah di terimanya ajaran islam di tanah jawa maka salah satunya dengan melakukan pendekatan melalui budaya setempat. seperti melalui wayang kulit. pusaka kalima sada di ibaratkan kalimat shahadat. pandawa lima=rukun islam. contoh bima yang tdk bisa duduk=sholat harus di tegakkan. dan masih banyak lagi,mungkin ini yang akhirnya membuat kabur sejarah

    • bayu
      15/05/2012 pukul 03:00

      itu yang anda sebutkan bahwa wayang kulit,pusaka kalima sada,pandawa lima,dan masih banyak lagi yang akhirnya membuat kabur sejarah,,membuat kabur sejarah gimana ceritanya itu mas bernardus..?hahaha…kabur kemana coba..?ke hongkong…?jauh dong berarti kaburnya…

  18. muhamad
    10/11/2011 pukul 20:02

    gara2 satu agama banyak situs2 yang di rusak karena bukan agama sendiri,
    banyak fakta yang di tutup i,
    jelas2 delapan dari sembilan wali songo adalah orang china kenapa tdk berani mengakuinya,
    terlalu munafik jelas2 yang mendirikan kerajaan islam pertama di nusantara adalah seorg china,
    cuma karena hal tersebut jadi di kaburkan juga,
    apa kah sejarah mojopahit juga dikaburkan,
    saya rasa terlalu munafik,kl mengakui ke hebatan patih2 mojopahit,
    bayangkan bisa menguasai daerah yang benar2 luas

  19. lilik fauziyah
    20/12/2011 pukul 01:55

    kerajaan majapahit baru mengenal islam setelah syaikh jumadil kubro memperkenalkan Islam melalui perdagangan di masa Brawijaya ke sekian. Itupun tdk semua punggawa kerajaan mau menerima Islam. Baru setelah Prabu Kertabumi (ayah Raden Patah) mengalami kesulitan dlm menanggulangi krisis sosial di infrastruktur rakyat Majapahit dg meminta bantuan keponakan dari istri beliau Yaitu Raden Rahmat alias Sunan Ampel barulah Islam mulai sedikit demi sedikit bisa diterima oleh kalangan kerajaan. Termasuk pada akhirnya Kerabumi sendiri memeluk agama Islam, namun di akhir pemerintahannya beliau menyendiri di Gunung Lawu. Islam semakin tersebar setelah team Dakwah 9 Wali semakin mengakar di tanah Jawa melalui tangan dingin Sunan Kalijaga. Dengan melalui kebudayaan jawa beliau melalukan Islamisasi secara esensial hingga mengakar sehingga Hindhu-Budha sebagai agama kerajaan pun semakin menjadi minoritas. Sebuah langkah dakwah paling sukses oleh Sunan Kalijaga dalam team 9 (Wali Sanga) dlm Islamisasi Jawa..

  20. lilik fauziyah
    20/12/2011 pukul 02:19

    nyambung dikit lgi nih,…fakta bahwa Mojopahit wkt itu adalah memang kerajaan yg mempunyai armada Maritim yg kuat sehingga hubungan diplomatik hingga ke Muangthai/Thailand dn sekitarnya yg nota bene memikili kesamaan agama kerajaan yaitu Budha. Sekitar wilayah Laos, Kamboja (Campa), Vietnam rata-rata beragama Budha. Gajah didaerah India hingga Muangtahi adalah alat transportasi yg lazim, maka di Majapahit ada transportasi Gajah adalah asimilasi transportasi dg Muangthai. Pd hal mana ada Gajah Jawa ?? Sunan Ampel sendiri adalah berasal dri Campa (daerah Kamboja) keponakan dr istri selir Kertabumi. So, istri Kertabumi sendiri adalah berasal dr Campa dg rumpun bangsa Mongolid alias Chines (penyebutan umum). Syeikh Jumadil Kubro jg beristrikan orang Campa. Layak kalau banyak kita jumpai koin China (Tiongkok) ditemukan di daerah Trowulan. Asimilasi budaya pasti terjadi. Ini jg tdk membuktikan bhwa kerjaan Majapahit adalah kerjaan Islam walaupun Kertabumi akhirnya masuk Islam atas saran Sunan Kalijaga. Baru penerus Majapahit, pewaris tahta yaitu R. Patah (Pangeran Jim Bun) Putra Kertabumi mendirikan kerajaan Islam Demak. Kerajaan Demak adalah kelanjutan Majapahit melalui pewarisnya (R.Patah) yg telah mengalami Islamisasi sehingga menjadi kerajaan Islam dibawah petunjuk Team 9 (Wali Sanga). Seluruh atribut Majapahit dan pusaka kerjaan oleh R. Patah ditransmorfasi ke wilayah Demak, Glagah Arum bernama Kerajaan Islam Demak.

  21. lilik fauziyah
    20/12/2011 pukul 02:51

    oh ya buat mas Muhammad, masalah anggota Team 9 (Wali Sanga) mayoritas berdarah campuran Chines, bukanlah masalah pokok. Krn hal ini bs memicu rasialis. Kita semua sdh bnyk yg tahu bhw ada Hadist, “Carilah Ilmu walaupun itu hingga di China” (Uthlubu Ilma walau bi Shiin). Hadist inilah yg ckup mendorong para Mubaligh Muslim Arab untuk merantau sampai ke China daerah Tionglkok, terbukti makam sahabt Nabi bernama salah satunya berada di daerah tiongkok (pernah di muat Jawa Pos). Disana berdaKWAH DN BERDAGANG SEKALIGUS MENIMBA ILMU. Tiongkok sdh terkenal kemajuan tehnologinya dimasa Rasululloh. Termasuk tiang penyangga masjid Demak dg mengumpulkan serpihan kayu dipres dn dimapatkan adalah tehnologi pembuatan tiang kapal layar tiongkok yg terkenal kekuatannya. Pelabuhan Demak dn Semarang sering disinggahi pedagang Tiongkok dg kapal layar yg kokoh. R.Patah tentu mnegrti tehnologi pembuatan tiang yg kemuadian diadopsi untuk tiang Masjid Demak. Kebetulan Semarang pd wktu itu jg merupakan salah satu tempat pembuatan kapal-kapal. Ini semua sebuah proses yg lazim terjadi pd sivilization. Chines, Arab, atau jawa bukan masalah, tdk ada yg ditutupi dlm sejarah. Hanya mungkin kt blm mnyibak sejarah lebih luas di literatur lainnya, tdk ada yg ditutupi bagi sejarawan. Mungkin kalau belajar sejarah di SD, SMP, SMA blm mengetahui infrmasi sejarah selebihnya. Mudah2an kt selamat dr kemunafikan ….coba mas Muhammad lbh bnyk membaca, tdk ada yg kabur atau dikaburkan. Masih bnyk diluar sana sumber literatur yg menguak sejarah Islam di tanah Jawa.

  22. citra lestari
    28/12/2011 pukul 16:54

    Maulana Malik Ibrahim, adalah ulama dari Persia/Iran, yang di kota kelahirannya dibangun Majid dengan mama beliau (wartawan republika pernah menulis dalam perjalanannya ke Iran dan mengunjungi masjid tersebut). Orang daerah sekitar mengatakan Maulana Malik Ibrahim merantau ke wilayah asia tenggara, dan dikubur disana. Namun meraka tidak tahu kalau makam maulana malik Ibrahim dikubur di Jawa. Jika benar beliau adalah guru para Sultan dan Menteri adalah sangat mungkin mengingat peradaban negeri asalnya sudah sangat tinggi. Bayangkan Ibnu Sina (Aviciena), hidup abad semiblan 900 M, sudah menulis ilmu bedah (Qonun=Canon) yang diterjemahkanke eropa, Ilmu kalkulus geometri dll, saya heran ketika membaca bukunya tentang turunan, integral dan limit, ilmu ruang, optik, bikin teroong bintang dll, selain itu beliau juga filosof, ahli sushul fikih dan Tafsir. Oh ya mas kalo ada yg bilang Gaj Ahmada bisa aja, karena kata Gaj dalam bahasa persia. Ditambah lagi Khubilai Khan-Cheng Ho Cina yang masuk ke Nusantara adalah Muslim. Hulag Khan anak turun jengis Khan juga Persia. Mestinya sangat mudah meneliti lagi peninggalan thn 1200-1500, yang sebelum masehi aja bisa ke lacak kok.

    • 31/12/2011 pukul 09:46

      Kalau Maulana Malik Ibrahim itu benar seorang guru di Majapahit, apa itu serta merta dijadikan dalih untuk menarik keseimpulan bahwa Majapahit adalah negara Islam?

      Saudara Citra Lestari,

      hal yang menjadi latar belakang saya menulis artikel ini adalah mempertanyakan keshahihan penarikan kesimpulan dari artikel yang menyatakan bahwa Majapahit adalah negara Islam, berdasarkan dalih-dalih yang dikemukakan oleh sang penulis artikel tersebut.

      Artikel tersebut dapat Anda telusuri pada tautan yang saya sertakan pada kalimat pertama artikel saya ini.

  23. citra lestari
    28/12/2011 pukul 16:59

    ups maaf, maksud saya orang mongol jengis khan dan keturunannya hulagu khan, khubilai khan, pernah menaklukkan bagdad dan iran, meskipun akhir nya mereka harus menerima peradaban islam karena org yg ditaklukkan mempunyai peradaban yang lebih tinggi, soorrry.

  24. bedahulu
    22/02/2012 pukul 14:29

    Saya pernah membaca ketika bali sudah ditaklukan oleh gajah mada dngan 9 orang patihnya maka untuk menjaga keamanan di bali di angkat seorang raja yang bernama dalem sri kresna kepakisan,,,sampai sekarang di bali garis keturunan beliau dan patih2nya masih ada dan prasasti2 masih tersimpan di pura2 kawitan masing2,,,,jadi saya sebagai orang bali merasa heran jika dikatakan majapahit islam sejak awal,,,padahal gajah mada menaklukkan bali pada masa raja hayam wuruk,,,dan buktinya di bali dibangun ribuan pura bukan ribuan musjid,,,

  25. aliflaammim
    22/04/2012 pukul 23:06

    kang adang mulai tidak imbang membalas komentar…
    bagaimana dengan sisi lain dari “La ila ha ilallah” yang semar dan petruk? apa iya ada pertruk dan semar di Arab? belum dijawab tuh.

    anda menyamakan koin “la ilaha ilallah” dengan koin tiongkok. padahal ada beda sangat krusial disitu, di koin tiongkok tidak ada surya majapahit, tapi coba lebih teliti di koin kalimat tauhid, disana ada lambang majapahit!

    yang jelas sudah sangat gamblang bahwa ada fakta Islam di kerajaan majapahit, meskipun mungkin seperti anda bilang, masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa majapahit adalah kerajaan Islam. Tapi tidak lantas anda berusaha menafikan unsur-unsur Islam di majapahit.

    dan unsur Islam itu tidak pernah terkuak sebelumnya, entah tersembunyi entah sengaja di sembunyikan, SIAPA TAU AKAN DI TEMUKAN LAGI UNSUR-UNSUR YANG LAIN. Jadi tidak bijak juga langsung membatalkan teori yang baru mengemuka ini.

    • 29/04/2012 pukul 18:25

      sdr. aliflaammim…

      saya memang tidak imbang membahas postingan ini, karena sikap saya sedari awal adalah “tidak sepakat” dengan teori yg baru mengemuka ini.

      terima kasih perihal “uang petruk”-nya, saya tidak menyamakan uang petruk dengan uang tiongkok, melainkan memberi gambaran bahwa selain uang petruk, ada uang lain yg beredar dan digunakan di Majapahit, yaitu uang tiongkok. Perlu saya infokan bahwa uang petruk ini beredar pada masa akhir kerajaan majapahit, yg mana saat itu Islam berkembang amat pesat. Boleh jadi ada beberapa adipati ataupun menteri yg sudah memeluk Islam.

      Sekali lagi lewat forum ini saya tekankan sikap saya, bahwa saya tidak menafikan keberadaan agama Islam pada masa Majapahit, tapi saya meragukan teori yg menyatakan kerajaan tersebut adalah kerajaan Islam (baca lebih teliti tulisan saya, tidak ada sepatah kata pun yg memperkuat bahawa saya menafikan keberadaan Islam atau unsur-unsur Islam pada masa Majapahit).

      Terima kasih!

  26. dono_kasino
    29/04/2012 pukul 15:01

    Kita janganlah membikin-bikin sejarah untuk kepentingan kita sendiri…mentang2 pelaku2nya tidak bisa protes (mati). Kalau kita mau membesarkan Islam tidak perlu mendayu2 bilang sejarah nenek moyang kita Islam. Nabi aja diasuh oleh pamannya yg tidak pernah masuk Islam .
    Lebih baik kita pikirkan bagaimana mempertahankan Islam dari budaya global sekarang. Contoh kecil saja dulu waktu saya kecil, Tiap sore ngaji di langgar, mukul bedug dan azan magrib. Sekarang tiap magrib saya harus teriak2 nyuruh anak saya brenti nonton TV supaya sholat. Itulah kenyataan budaya global.

    Inilah ancaman nyata yg kita hadapi sekarang, dibanding hanya berkhayal2 Islam dulu adalah sesuatu yg paling besar dibanding Hindu, Buddha, Kristen dll.

    Ingat pepatah : “Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat”

  27. Nugie Insan
    11/06/2012 pukul 02:26

    “Sudah terlalu banyak Isu2 yang beredar tentang pendapat yang berisi ‘segala sesuatu yang hebat, masuk/ternyata Islam’ … Soal isu2 Majapahit ini mengingatkan saya pada isu2 yang ditujukan pada Neil Amstrong, Sunita Williams dan masih banyak lagi…” *LOL

    • 17/07/2012 pukul 07:29

      Ada beberapa dari isu tersebut benar dan ada beberapa yang tidak benar. Bijaknya, kita memilah dan menelusuri info yang beredar itu.

  28. priyo ciptono
    27/07/2012 pukul 08:55

    menyenangkan mbaca komen2nya. saya ndak punya kompetensi utk berkomentar,tapi mungkin sekedar untuk menjalin alur kali aja ada yg py referens lbh valid
    1.kayaknya kerajaan islam pertama di indonesia tu adalah SAMUDRA PASAI ya, dan kayaknya berdiri l.k 500 tahun sblm majapahit berdiri,sesuatu sangat mungkin terjadi dalam 500 tahun terhadap masa perkembangan suatu budaya / agama disuatu wilayah.
    2. sebagai informasi,sebenarnya wali songo tu bukan hanya 9 orang wali yg kita kenal,tapi merupakan nama lembaga,dimana tahap pertama merupakan wali yg berasal dari luar ( kiriman kekaisaran turki dll) sampai ke generasi sunan Kalijaga ( Simon Hermanu;Syeh siti jenar )

    • 15/02/2013 pukul 10:03

      terima kasih sudah mampir.

      Samudera Pasai berdiri sekitar tahun 1267 M, sedangkan Majapahit berdiri sekitar 1293 M, jadi berselisih 26 tahun saja.

      benar adanya bahwa Wali 9 merupakan lembaga keagamaan yang bertugas menyebarkan agama Islam. Namun, jumlah anggotanya adalah tetap, yaitu sembilan orang. Jadi, manakala salah satu anggotanya mangkat dengan segera digantikan oleh anggota baru sehingga jumlahnya tetaplah sembilan.

  29. arda
    08/08/2012 pukul 12:45

    Yg diulas pak adang hanya berdasarkan pemikiran beliau saja Dan sepintas memang nampaknya masuk akal bagi awam.alangkah baiknya klw kita dukung penelitian lbh mndalam ttg kerajaan majapahit tersebut dri pihak yg netral . . Apapun hasil nantinya smoga tetap membuat kita bangga bahwa negeri ini pernah berjaya dulunya Dan semoga di masa mendatang kejayaan tersebut akan terulang

  30. 11/09/2012 pukul 19:04

    Mojopahit tu ya Hindu Budha lah,
    Wong Peninggalannya (Candi2) Coraknya Hindu Budha, Masyarakat Disana (Trowulan) Juru Kunci Peninggalan juga masih Menganut Budha Siwa,
    Mungkin Mojopahit pernah Berubah jadi Kerajaan Islam setelah Brawijaya V masuk Islam, jadi Ketika Mojopahit jadi Kesultanan hanya Ketika Sisa Akhir dari Kerajaan, dan bisa saja Pusat Ibu Kota diPindah ke Demak karena Faktor pada Saat Itu yang Menggoyah Pusat Kerajaan Trowulan seperti Faktor Geologi (Munculnya Gunung2 Lumpur yang Dasyat) dan Ekonomi (Tidak Stabil karena Faktor Alam), dan pada akhirnya Raden Patah Putra Brawijaya V sebagai Penerus Tahta Raja, disamping tu didukung juga Adipati yang Stabil di Wilayah Mojopahit terdekat dari Trowulan hanya Ada di Demak,
    Jadi Disini Adalah Era Baru Seperti Mataram Lama yang diPindah ke Jawa Timur yang pada Akhirnya juga berubah Nama Kerjaannya, mungkin pada Saat tu juga Terjadi Ketika Mojopahiit dipindah ke Demak dan berubah Nama jadi Kerajaan Demak,

    Kembali ke Sisa Akhir Mojopohit, Dimana Ada Lakon “Sapdopalon”, Coba Tengok Cerita tu juga, dimana Ketika Wali Sembilan Terutama Sunan Bonang merujuk2 agar Raden Patah Durhaka Menyerang Ayahnya Sendiri, pada Akhirnya Brawijaya V Mengalah Masuk Islam asalkan Trowulan tidak di Bumi Hanguskan, padahal Sebelumnya Brawijaya V melumat Kalijaga kalau Mulut2 para Teman Kamu tu hanya Manis di Bibir. Dan pada Akhirnya Sapdopalon pun Kecewa, Mengutuk para Wali Sembilan dan Pengikutnya kalau Bangsa Ini Tambah Hancur bila Ajaran Mu yang Berkuasa, tapi tu Hanyalah 500 Tahun Jaman Mu Berkuasa (Jaman Kolobendu),

    Semoga Kata2 diAtas bisa Menambah Wawasan,
    Salam Damai dan jadikan Percakapan Ini untuk Berbagi Ilmu,
    Coba Berpikir Dewasa, menjadikn Kita Bangsa Ini jadi lebih Baik dan lebih Baik,

  31. TengeR
    29/09/2012 pukul 07:52

    Sikap adalah sah2 saja….. Sikap ya sikap ga perlu di didiskusikan, alias ga bisa di perdebatkan…. klo di perdebatkan seperti kita menodong alias memaksa untuk menampilkan “intentionnya dan Interestnya”…. Kita paham bahwa kita kehilangan “Sejarah Bangsa ini” sehingga membuat generasi kita “Loyo”… Jadikan sejarah sebagai wacana terbuka untuk Kunci membuka Peluang Perubahan di masa depan yang terasa semakin hari semakin Suram…. Fakta sejarah harus terus di Sampaikan kepada khayalak dan generasi Penerus…. Masalah tafsir dan Sikap boleh kita jadikan Kebersamaan…. Bukankah itu sikap sebagai seorang Nusantara/Nuswantoro? saia teringat temen ketika menemukan fakta sejarah yang “ditutupi sama Rel Kereta api sekarang” yang membuat kesimpulan Bahwa Jalan Daendles yang di Klaim Jalan Jakarta-Banyuwangi dibuat seolah olah si “Daendles” membikin Jalan dengan Membabat alas dari Jakarta-Banyuwangi…. padahal tidak benar 100%…. Jelas sudah ada Jalan Penghubung antara Pasundan dan Negri2 Timur… ketika temanku menyampaikan ini ke “Pemerintah” data/Fakta sejarah ditolak mentah2….. Mereka “menutup Sejarah”…… Bahkan Kalo mengacu pada sejarah dunia, dengan ditemukan Jejak “Perang Nuklir” 400.000 th yang lalu…. membuat kita harus mengoreksi Tafsir sejarah kita sebagai manusia…. Intinya Fakta sejarah Harus di buka, masalah tafsir kita jadikan kebersamaan…. salam damai

  32. 14/12/2012 pukul 10:17

    um … berguna banget

    maturnuwun …

    islam nopo mboten

    ingkang kedah kito lampahi nggehpuniko nyawiji hambangun negOrO kanti ati inggang resik

    nuwun

    • 13/01/2013 pukul 09:39

      Saya seorang muslim. Terima kasih.

      • 16/03/2016 pukul 09:08

        maksud saya itu

        baik islam maupun bukan ,,, yang perlu kita jalani adalah bersatu, bersama , membangun negara dengan HATI YANG BERSIH

        Islam atau bukan kan

        لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

        tapi kita kan satu nusa satu bangsa , Bangsa Indonesia

  33. Najib
    22/12/2012 pukul 02:51

    saya lebih sepakat dengan tulisan pak adang… toh misalpun kita tengok tentang koin petruk, dsb. yang notabene identik dengan wayang, tentunya wayang jaman majapahit dan wayang sekarang yang kita kenalpun berbeda, nayagenggong dan sabdopalon merupakan “punokanawan” versi majapahit, sedangkan gareng, petruk, semar dan bagong adalah “punokawan” versi sunan kalijaga.

  34. mata hati
    19/02/2013 pukul 20:51

    kok–ditunggu sampe akhir tahun–yang nulis buku KESULTANAN MAJAPAHIT FAKTA YANG TERSEMBUNYI gak nongol argumentasinya…! kemane aja loe…

    • 28/02/2013 pukul 16:18

      Mungkin yang menulis buku tersebut sedang menelaah kembali penelitiannya pak.

  35. Abu Alfatih
    07/04/2013 pukul 03:29

    Anda sepertinya lebih terinspirasi dari blog

    PENDAHULUAN BUKU “MAJAPAHIT Masa Perang Dan Damai 1293-1525” (The Preface Of Majapahit Java Kingdom During War And Peace)


    coba cari tau siapa sih yang punya blog ini?

    • 08/04/2013 pukul 09:50

      Tulisan di tautan blog yang Anda maksud jelas-jelas merupakan kumpulan-kumpulan copy paste dari sumber-sumber informasi lain. Tulisan saya di blog ini murni merupakan buah pikiran saya dan dapat dipertanggungjawabkan. Terima kasih.

  36. Parang Nusantara
    10/07/2013 pukul 10:58

    keliatannya yang buat tulisan pasti bukan muslim dan rada anti arab.. padahal islam sudah masuk ke indonesia sejak abad ke 8.. begitulah penyebaran islam, masuk dan berkembang dengan damai.. masuk kemasyarakat bawah hingga para raja… Keliatannya ada upaya yang coba menghilangkan pengaruh islam begitu besar di majapahit. Kearifan islam pada masa itu dapat dilihat dengan bangunan2 agama (hindu, budha) tetap terpelihara.Majapahit memang bukan kesultanan, namun pemerintahannya sangat dominan dikuasai oleh nilai nilai islam… Mengenai Keislaman Raden wijaya tidak usah diragukan lagi, Patih gajah mada pun juga seorg muslim.. masa’ sih sumpah palapa itu maksudnya gak mau makan buah ?.. yang bener adalah gajahmada bersumpah akan menyatukan nusantara dengan 2 kalimat syahadat. itulah hakekat sumpah palapa.

    • 15/07/2013 pukul 11:52

      Kembali saya tegaskan, bahwa sikap saya adalah menolak pernyataan: “Kerajaan Majapahit adalah Kerajaan/Kesultanan Islam” bukan menafikan pengaruh Islam dalam Kerajaan Majapahit.

      Menurut Anda Raden Wijaya seorang muslim? Menurut saya indikasi bahwa beliau adalah muslim sangat lemah dan seperti mengada-ada. Pertama, bila beliau adalah seorang muslim, mengapa gelar beliau tidak bernafaskan Islam, seperti penggunaan gelar Sultan.

      Perhatikan ini:
      Pada kerajaan yang bercorak Islam, lazim digunakan gelar dengan corak Islam pula, seperti Sultan, Khalifah, Amir, Syah, dll. Saya kasih contoh dari Jawa (karena Anda sepertinya pengagung Jawa) Contoh, Raja Demak, Raden Patah; berasal dari kata bahasa Arab fataha, yang artinya buka, pembuka. Maksudnya adalah pembuka agama Islam di tanah Jawa. Raja Demak lainnya menggunakan gelar Sultan Trenggono; atau pada Raja Mataram pertama, Sutawijaya yang bergelar Senapati ing Laga Sayyidin Panatagama (perhatikan penggunaan istila: Sayyidin, serta Panatagama yg artinya Penata Agama).

      Kembali ke Raden Wijaya, gelarnya adalah Kertarajasa Jayawardhana, tidak ada corak Islam dalam gelarnya.

      Untuk Anda, Parang Nusantara dan saudara pembaca sekalian, saya seorang Muslim. Saya hanya ingin tidak adanya chauvinistic terhadap sejarah. Tanpa perlu disangkutpautkan dengan Majapahit, saya pikir kejayaan Islam di Indonesia tetap akan terwujud. Terima kasih!

  37. Shem Tov
    08/09/2013 pukul 00:17

    Tulisan berimbang dan obyektif. Sebagai Kerajaan besar, tentu Majapahit telah bersentuhan dengan sejumlah peradaban dan kebudayaan ( Arab, Tiongkok, India).

    Penemuan sejumlah data dan inskripsi berbahasa Arab dan pengaruh Islam hanya membuktikan bahwa peradaban Arab dan agama Islam sudah ada di era Majapahit.

    Namun mengatakan bahwa data dan inskripsi tersebut menunjukkan bahwa Majapahit adalah Kesultanan Islam adalah tindakan berlebihan jika bukan sebuah upaya ultra religious yang chauvinistik.

    Lucu dan naifnya jika masih ada yang mengatakan bahwa artikel di atas ditulis.oleh non Muslim dan anti Arab hanya dikarenakan mengritisi pandangan delusional bahwa Majapahit adalah Kesultanan Islam

    • 21/09/2013 pukul 12:27

      Saya setuju bahwa Kerajaan Majapahit menjalin hubungan secara diplomatik atau kebudayaan dengan peradaban/negara lain, seperti Hindustan, Tiongkok, Persia atau Arab. Saya juga setuju bila pengaruh-pengaruh dari kebudayaan tersebut telah masuk bahkan berasimilasi dengan kebudayaan lokal, misalnya dalam hal kepercayaan ataupun kebudayaan. Secara sosial, kultural dan demografis, saya juga setuju bahwa sudah banyak orang-orang dari negara lain yang tinggal dan berbaur dengan orang-orang asli Majapahit. Yang saya tidak setuju adalah pernyataan: Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan bercorak Islam atau memiliki sistem pemerintahan secara Islam. Pernyataan tersebut masih belum bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah yang didasarkan pada bukti-bukti otentik dan rasional, sehingga masih harus diteliti kebenarannya.

      Seharusnya, siapapun penulisnya, Muslim atau bukan muslim, seharusnya tidak perlu disikapi secara tendensius dan mengaitkannya ke dalam SARA. Saya sendiri seorang muslim, yang tidak ingin umat Islam Indonesia terjebak dalam wacana nostalgia yang belum jelas keabsahannya.

      Terima kasih, Shem Tov

  38. Antonius Jibril
    14/10/2013 pukul 13:21

    Sebenarnya tidak selalu orang muslim atau raja muslim itu harus memiliki nama Islam. Laksamana Ceng Ho Misalnya dari namanya tidak ada corak Islam tapi umum mengetahui dia adalah seorang muslim. Nama Susilo Bambang Yudhoyono, Suharto, Sukarno tidak ada ciri khas muslimnya tapi dia adalah seorang muslim.

    • 05/11/2013 pukul 14:49

      Betul sekali, raja muslim tidak selalu memiliki nama Islam. Tetapi, orang lain mengetahui bahwa seorang raja tersebut merupakan muslim, misal dari berita-berita, cara beribadah raja tersebut, atau raja tersebut mengakui dan memaklumatkan bahwa dia adalah muslim

      Contoh, Cheng Ho yang tidak memiliki nama Islam tetapi sejarah dan berita mencatat bahwa beliau adalah muslim. Soekarno, Soeharto, SBY, tidak memiliki nama Islam, tetapi ketiganya mengakui bahwa mereka adalah muslim.

      Sekarang begini, adakah dari raja-raja atau patih Kerajaan Majapahit yang diberitakan atau mengakui sebagai seorang muslim?

  39. AHMAD MUJAHID ABDURRAHMAN
    23/10/2013 pukul 22:54

    Sejarah akan berbentuk sesuai dengan siapa yang mengkajinya.

    Sekarang banyak orang islam yang mengelu-elukan janganlah tendensius dalam menghadapi masalah dan menghargai perbedaan, namun di sisi lain, mereka bersifat tendesius sendiri ketika orang islam mengangkan topik mengenai agamanya, terlepas dari pembahasan ini.

    Wallahualam, semoga Allah mengampuni.

    • 05/11/2013 pukul 14:43

      Pembahasan sejarah memang tidak bisa tidak dari kemampuan historiografi sejarawan yang mengkajinya. Setiap hasil penelitian tentu berakibat adanya pro dan kontra. Tidak masalah bila penelitian berangkat dari keraguan atau pertanyaan atas sesuatu. Yang jadi masalah, bila penelitian dilakukan tidak sesuai dengan metode penelitian yang ilmiah, malah berdasar atas paksaan keyakinan demi klaim euforia religius semata.

      Wallahu alam

  40. nuR
    06/12/2013 pukul 01:41

    Semua setuju….. tapi perlu disempurnakan…
    bahwa konversi dari Hindu/Budha ke Islam tidak ngglodak seketika
    prosesnya cukup memakan waktu…..
    Majapahit dari generasi ke generasi berangsur-angsur berubah keyakinan
    sangat memungkinkan……

    jadi asumsi maupun hipotesis dalam bentuk apapun boleh
    asalkan punya argumentasi…
    namun satu hal yang perlu dicermati bahwa SEJARAH ADALAH (HANYA) PENCITRAAN SEMATA… dari sisi politis perlu dipertimbangkan selain artefak-artefak bisu tersebut…..
    Salam Karaharjan……….

  41. nuR
    06/12/2013 pukul 01:47

    Satu lagi……………. apapun itu hasilnya meski memiliki sumber /heuristik selengkap apapun yang kami harapkan bukan mematik persoalan baru…. melainkan justru mempererat persaudaraan bangsa ini…. karena bagaimanapun juga tidak berguna suatu ilmu jika tidak memiliki manfaat…

    Ohya…. tanpa Kasultanan Majapahit pun Islam besar dan membesar di timur barat utara dan selatan….
    Bagi saya biarlah Majapahit itu Hindu atau Budha tidak masalah… tidak penting sama sekali
    Karena ini wujud eksistensi bangsa ini………… yakni Bhinneka Tunggal Ika…. 🙂

  42. hamba allah
    25/12/2013 pukul 15:04

    Hmmm sepertinya penulis agak ngaco, al baqarah ayat 225 tuh bukan ayat kursi 😉

    • 07/01/2014 pukul 15:07

      Maaf atas kesalahan redaksionalnya. Betul sekali, QS Al Baqarah:225 bukan ayat kursi. Ayat kursi adalah QS Al Baqarah:255. Demikian hal ini saya sampaikan sekaligus ralat. Terima kasih

  43. putra sumsel
    15/01/2014 pukul 01:52

    kitab negara kertagama adalah pitnah besar empu prapanca, gajahmada dan suku jawa terhadap sunda, madura, lumajang, nusantara dan asia tenggara.

    jangan lagi dikatakan jayanegara itu kala gemet. sebab tidak ada prasasti majapahit menyebut kalagemet. kala gemet adalah pelecehan dan pitnah kitab para raton dan negara kerta gama.
    tidak pernah majapahit menyerang dan menghancurkan seriwijaya dipalembang tahun 1377, tidak ada prasasti nya di palembang. kalau memang benar majapahit menghancurkan seriwijaya dipalembang pasti ada prasastinya dipalembang. kenyataannya satupun tidak ada prasasti majapahit di palembang.
    tidak pernah palembang membayar upeti kepada majapahit.
    hubungan majapahit dengan palembang itu setara bukan sebagai taklukkan.
    yang membayar upeti kejawa adalah pendiri kesultanan palembang darussalam sebagai keturunan trenggono dan bentuk penolakan terhadap jaka tinggkir.yang lari kepalembang dan beranak pinak dengan orang- orang palembang.orang jawa pendiri kesultanan palembang darussalam itupun bukan kepada majapahit membayar upeti
    pendiri kesultanan palembang darussalam membayar upeti kepada kesultanan mataram islam. itupun tidak lama. pendiri kesultanan palembang darusalam ini adalah orang jawa keturunan raden patah. bukan orang palembang. mana ada orang palembang/ sumsel mau bayar upeti ke jawa/ mataram islam

    KITAB NEGARA KERTAGAMA ADALAH PITNAH BESAR YANG DILAKUKAN OLEH EMPU PRAPANCA, GAJAHMADA, SUKU JAWA TERHADAP SUNDA, MADURA, LUMAJANG, NUANTARA, ASIA TENGGARA

    PERBEDAAN SERIWIJAYA DENGAN MAJA PAHIT
    Kedua kerajaan ini di kabarkan konon katanya adalah kerajaan besar yang menguasai nusantara.
    Cuman pertannyaan muncul apa benar ? kalau benar apa buktinya?
    Tentu untuk membuktikannya adalah dengan bukti sejarah/ pakta sejarah otentik dan catatan2 asing yang sezaman dengan seriwijaya atau maja pahit yang netral yang tidak ada kepentingan. Kalau catatan belanda semuanya bohong tidak ada yang benar catatan belanda itu karena belanda jelas ada kepentingan untuk memecah belah dan menguasai nusantara. Dan belanda tidak tau zaman majapahit apalagi zaman seriwijaya, mana mungkin orang belanda bisa bercerita tentang majapahit apalagi seriwijaya.
    Sebagai bukti kalau belanda tukang pembohong. Orang belanda menulis sejarah islam pertama disebarkan dinusantara oleh orang gujarat Pada abad 13. Kenyataannya islam disebarkan pertama dinusantara langsung dari pusatnya yakitu mekkah dan madinah pada masa nabi Muhammad SAW. Bahkan Muawiyah pernah datang ke nusantara. Kerajaan islam pertama adalah samudra pasai padahal jauh sebelum samudra pasai sudah ada kerajaan islam perlak yang diserang oleh seriwijaya yang dalam peperangan itu sultan perlak gugur sebagai syuhada. Patahillah adalah syarip hidayatullah adalah sunan gunung jati padahal mereka adalah lain patahillah bukanlah syarif hidayatullah atau sunan gunung jati. Raja nusantara pertama yang beragama islam adalah marah siluh padahal raja islam pertama nusantara adalah seri indrawarman raja seriwijaya. Seriwijaya adalah seratus persen kerajaan budah. Padahal sesungguhnya kerajaan seriwijaya itu adalah kerajan budah, islam, hindu. Yang ketiganya salaing berebut pengaruh dan kekuasaan. Semua sejarah yang ditulis orang belanda tidak ada yang benar
    Kembali ke tantang seriwijaya dan majapahit yang katanya sama sama besar tetapi jika kita perhatikan dan teliti dan kaji lagi dengan koreksi kritis ada perbedaan yang mencolok antara seriwijaya dan maja pahit.
    Perbedaan itu antara lain
    1. Kalau majapahit lebih dulu menceritakan sumpah palapa gajah mada yang menguasai nusantara. Sumpah palapa itu sebenarnya baru rencana gajahmada untuk menyatukan nusantara. Berdasarkan rencana gajahmada itu langsung dimasukkan semua kewilayah majapahit dan peta wilayah majapahit sama persis dengan indonesia sekarang bahkan malaysia dimasukkan kewilayah majapahit. Padahal belum tentu berhasil cita cita gajah mada itu jangan2 gagal total
    2. Sedangkan seriwijaya lebih dulu berdasarkn prasasti dan catatan asing kalau wilayah itu telah dikuasai oleh seriwijaya. Dan peta wilayah seriwijaya hanya sebagian sumatra, jawa barat, sebagian kecil kalimantan barat dan malaysia.
    3. Kalau seriwijaya banyak sekali yang menklaim bahkan semua mengklaim.
    4. Kalau maja pahit satupun tidak ada yang mengklaim. Selain dari jawa timur bahkan madura saja enggan mengklaim majapahit. Padahal berdasarkan sejarah majapahit itu bisa tegak karena madura. Sunda juga malas mengklaim majapahit padahal ayah raden wijaya adalah orng sunda.
    Berdasarkan 4 poin ini mari sama-sama kita teliti lagi dengan koreksi kritis tentang kebesaran seriwijaya dan majapahit atau jangan- jangan bohong semua keduanya.

    1. Rencana gajah mada yang terkenal dengan sumpah palapanya yang tidak akan bersenang senang jikalau nusantara belum menjadi wilayah majapahit. Kemudian sertamerta peta wilayah majapahit adalah indonesia sekarang dan malaysia. Sekarang koreksi kritisnya. Tidak ada prasasti majapahit diwilayah itu atau tanda tangan gajah mada diwilayah wilyah yang disebutkan oleh gajah mada dalam sumpah palapanya itu kalau wilayah itu telah di serang atau ditaklukkan oleh gajah mada / majapahit kecuali hanya di bali bagian selatan saja. Itupun adityawarman yang menyerang dan menghabisi orang orang bali itu. Yang pada awalnya aditya warman menyerang bali bagian utara dan gajah mada menyerang bali bagian selatan. Aditya warman lebih dulu kembali kemaja pahit dengan membawa kepala raja bali sedangkan gajahmada gak tuntas tuntas menghadapi perlawanan bali. Bahkan kocar kacir gajah mada. Kemudian aditya warman kembali menyerang bali dan menghabisi raja bali gajahmada bukanlah panglima perang lapangan gajahmada ini lebih cendrung jendral konseptor/ ahli strategi. Sedangkan panglima perang maja pahit adalah aditya warman aditya warmanlah jendral lapangan ahli perang dilapangan. Entah apa jadinya majapahit kalau tidak ada adityawarman. Kemudian adalagi jasa panglima majapahit yaitu laksamana nala. Sebenarnya armada laut majapahit laksamana nala ini yang berperan bukan gajah mada.
    Sepertinya gajahmada ini orang penakut buktinya untuk menaklukkan pajajaran di negri sunda gajah mada membawa pasukkan 15.000 untuk menghadapi rombongan calon penganten yang hanya berjumlah 300 orang sungguh sangat memalukan dan menjijikkan.
    Dan buktinyata pajajaran tidak pernah takluk kepada majapahit. Pajajaran masih eksis .
    Kapan gajahmada menyerang palembang tidak ada prasastinya dipalembang tidak pernah majapahit menyerang palembang. Palembang masuk kewilayah majapahit atas jasa aditya warman/ arya dillah bukan dengan pertumpahan darah tetapi dengan diplomasi hubugan kekeluargaan. Begitu juga dengan dharmasraya atau sumatra barat tidak pernah gajah mada ke situ tetapi jasa adityawarman yang menjadikan sumatra barat menjadi wilayah majapahit. Tidak pernah pasukkan majapahit menghancurkan sumatra barat. Bahkan pasukan maja pahit dibantai habis oleh aditya warman disumatra barat ketika aditya warman mendirikan kerajaan pagarruyung. Dan majapahit mana berani menyerang adityawarman.
    Begitu juga malaysia tidak ada satupun prasasti majapahit dimalaysia kalau malaysia menjadi wilayah maja pahit/ diserang dandihancurkan dan oleh majapahit atu gajah mada.
    Bahkan dilampung saja tidak ada prasasti majapahit kalau lampung di taklukkan majapahit.
    Bahkan dalam catatan naskah jawa dikatakan sijawa raja majapahit sisunda raja pajajaran silampung ratu balaw. Artinya ketiga kerajaan ini ada rajanya masing masing dan bukan wilayah majapahit.
    Dan ditulis dalam sejarah majapahit menyerang pemberontakan palembang. Sebenarnya yang melakukan pembrontakan itu bukan orang palembang tetapi bajak laut cina. Karena palembang telah menjadi sarang bajaklaut cina di asia. Dan yang menumpasnya adalah laksamana cengho dengan membawa seluruh angkatan laut cina yang sangat besar yang terkenal dengan kisah pelayaran laksamana cengho. Sepertinya gajah mada itu tukang pembuwal. Besak mulut saje. Sumpah palapa itu sepertinya gagal.
    Dan dalam catatan luar tidak ada yang mengatakan majapahit itu sebesar yang di buat di peta wilayah majapahit itu.
    Dan dalam akhir hayat gajahmada sepertinya dia hidupnya tersisih dan terasing dan merana dikucilkan orang tidak ada istri, tidak ada keturunan, tidak ada sanak saudara, tidak ada teman. dan itulah sumpah palapa gajahmada yang tidak akan bersenang senang selama hidupnya sebelum wilayah nusantara dipersatukan dan untuk menebus rasa bersalahnya itu gajahmada memenuhi sumpahnya gajah mada mati dengan sangat memalukan dengan minum racun.
    Sekarang kita bandingkan dengan seriwijaya. Yang wilayahnya di gambarkan dipeta sebagian sumatra sebagian kecil kalimantan barat, jawa barat, dan malaysia. Dan ditulis dalam sejarah yang dimaksud bumi jawa yang di taklukkan seriwijaya itu adalah tarumanegara atau jelasnya adalah jawa barat. Tetapi prasasti kekuasaan kerajaan seriwijaya dan dinasti selendranya ada dimana mana. Jelas seluruh jawa adalah wilayah kerajaan seriwijaya dengan penguasa dinasti selendranya. Seluruh prasastinya ada. Jelas yang dimaksud bumi jawa oleh dapunta itu adalah jawa bukan jawa barat. Jaman dulu jawa barat itu adalah tanah sunda / bumi parahyangan/ galuh. Sedangkan yang ditulis oleh dapunta adalah bumi jawa. Bahkan sebenarnya tanah sunda itu mengakui kedaulatan seriwijaya karena dapunta menikah dengan putri raja sunda. Sedangkan yang dihancurkan oleh dapunta adalah kerajaan kaling jawa tengah perasastinya terdapat di kabupaten batang jawa tengah. Kemudian keturunan raja galuh yang bernama sanjaya menyingkir ke jawa tengah karena mendapat desakan dari seriwijaya mendirikan kerajaan mataram hindu kemudian itupun dikuasai oleh dinasti selendra dan sebenarnya sanjaya pun adalah masih keturunan yang berasal dari galuh yang masih keturunan dinasti selendra/ raja raja seriwijaya. Dan gelar gelar raja mataram hindu itu adalah rakai dan mengakui kedaulatan seriwijaya. Dan kerajaan mataram hindu itu dihancurkan oleh seriwijaya. Dan patih kerajan mataram hindu mpu sendok menyingkir ke jawa timur dengan mendirikan kerajaan medang. Jelas sudah musuh bebuyutan jawa adalah seriwijaya prasasti prasasti seriwijaya/ dapunta/ dinasti selendra yang berada dijawa itu berbahasa melayu rumpun pasemah sumatra selatan. Kemudian raja jawa timur ini yang bernama teguh darmawangsa nekat menyerang seriwijaya yang berakibat patal dengan serangan balik seriwijaya yang memusnahkan seluruh jawa timur. Satu satunya yang selamat adalah air langga yakni menantu darmawangsa, yang berasal dari bali. Sebenarnya itu sengaja dibiarkan oleh seriwijaya karena airlangga adalah keturunan seriwijaya juga karena seriwijaya juga menyerang bali dan mendirikan kerajaan bali dan prasastinya ada di bali artinya seluruh jawa dan bali adalah wilayah kerajaan seriwijaya ada prasastinya dan ada catatan dari luar tentang hal itu, kenapa dipeta wilayah seriwijaya hanya jawa barat saja yang dimasukkan.
    Kemudian dalam peta seriwijaya dimasukkan hanya sebagian kecil kalimantan barat. Padahal prasasti di kalimantan selatan menjelaskan kalau seriwijaya menguasai kalimantan selatan dengan kedatangan pasukaan seriwijaya di banjar yang berasimilasi dengan dayak . sedangkan majapahit kapan menyerang kalimantan tidak ada prasasti dikalimantan kalau majapahit pernah menyerang kalimantan.
    Begitu juga dengan sulawesi kapan gajah mada menyerang dan menaklukkan sulawesi di sulawesi satupun tidak ada prasasti kalau majapahit menyerang dan menaklukkan sulawesi. Apalagi maluku dan papua mana ada prasasti majapahit disitu kalau wilayah itu dihancurkan dan ditaklukkan gajahmada/ majapahit. Satu satunya sumber tentang kebesaran wilayah majapahit hanyalah kitab negara kertagama yang mencatat rencana gajahmada yang bersumpah dihadapan maha rani majapahit tribuwana tunggadewi, yang terkenal dengan sumpah palapa. Itu baru rencana. Dan bila melihat akhir kehidupan gajah mada yang merana karena menanggung malu itu sepertinya rencana gajahmada itu gagal total.
    Kitab negara kerta gama dan pararaton itu adalah karangan orang gila orang gak waras orang setres mpu prapanca itu adalah guru sepiritual kerajaan yang dipecat oleh hayam wuruk dan dibuang ke desa terpencil. Kitab itu untuk menjilat untuk mengambil hati hayam wuruk dasar tua bangka keparat mpu prapanca ini yang mengarang kitab semau mau jidat dia saja hal hal yang membesarkan dirinya sendiri ditulis dan hal hal yang mengagung agungkan majapahit tanpa ada bukti sedangkan kisah kisah sejarah perang bubat pemberontakan ranggalawe sedikitpun tidak di sebut sebut. Mpu penjilat ini memasukkan semua wilayah yang disebut oleh gajah mada dalam rencana gajah mada itu kedalam majapahit, Padahal itu baru rencana gajah mada dan rencana itu gagal total. Jangankan menguasai nusantara menguasai jawa timur saja maja pahit tidak bisa. Maja pahit itu dibagi dua sebelah timur adalah kerajaan lumajang dengan rajanya arya wira raja sebagaimana sumpah raden wijaya yang akan membagi dua maja pahit dengan arya wira raja jika berhasil menggulingkan jaya katwang. Karean atas pertolongan dan jasa arya wira raja. Dan sampai majapahit lenyap di bumi, lumajang tetap merdeka. Apa lagi sulawesi, kalimantan, sumatra, maluku, papuas sedikitpun tidak ada hubungannya dengan maja pahit.
    Dassar besar omong saja sigajah mada ini. Kalau sumatra itu adalah wilayah aditya warman/ arya damar. Dan semua orang maja pahit dibantai habis oleh adityawarman bagaimana bisa dikatakan kalau sumatra adalah wilayah majapahit orang orang maja pahit dicincang oleh adityawarman. Bahkan 10 kali lebih besar pagarruyung daripada majapahit. Maja pahit hanyalah seujung kuku pagarruyung , hanya sebagian jawa timur, bali, lombok saja wilayah majapahit itu. Itupun keluarga adityawarman yang menaklukkannya dan menguasainya bukan gajah mada.
    Gajahmada adalah si besarmulut dan penakut dan pengecut dan licik, sedangkan mpu prapanca sipengarang kitab dongeng negara kertagama adalah sipenjilat dan orang setres.karena dipecat dari jabatannya sebagai resi kerajaan.
    Kalau dikatakan majapahit yang menyerang dan menghancurkan seriwijaya itu adlah salah besar ketara betul orng itu bodoh gakpunya otak di zaman maja pahit sudah tidak adalagi kerajaan seriwijaya bodoh. Yang ada dharmasraya dan pagarruyung yang raja rajanya adalah keturunan seriwijaya/ berasal dari seriwijaya. Dan seriwijaya sudah bukan dipalembang lagi pusatnya.

    2. Perbedaan yang mendasar antara seriwijaya dan maja pahit adalah seriwijaya di setiap wilayah kekuasaannya selalu ada prasastinya kalau wilayah itu telh diserang dan ditaklukkan oleh seriwijaya. Dan hampir semua wilayah taklukkan seriwijaya itu di peroleh dengan jalan peperangan hanya sunda saja dengan jalan damai yak ni pernikahan dapunta dengan putri sunda. Sedangkan majapahit gagal memperistri putri sunda akibat ulah gajah mada. Dan pajajaran tidak pernah mengakui kedaulatan majapahit atas tanah sunda. Dan pajajaran masih tetap exis berbarengan dengan majapahit. Sedangkan seriwijaya yang memperistri putri tarumanegara menakibatkan hilangnya kerajaan tarumanegara. Trumanegara tidak pernah ada lagi setelah pernikahan dapunta dengan putri sunda itu. Sedangkan wilayah majapahit sebagian besar diperoleh dengan jalan diplomasi sepertinya hanya bali dan p umbawa saja yang diperoleh dengan jalan peperangan.
    3. Perbedaan ketiga yang mendasar antara seriwijaya dan maja pahit adalah seriwijaya banyak sekalai yang mengklaim bahkan hampir semua wilayah yang ditaklukkan seriwijaya mengklaim seriwijaya. Ini adalah sebagai bukti kalau wilayah itu benar benar menjadi wilayah kerajaan seriwijaya. Semakin banyak yang mengklaim seriwijaya maka semakin luas pula wilayah seriwjaya itu sesungguhnya. Padahal sudah jelas seriwijaya itu terletak dan berasal dari wilayah/ kerajaan yang berada di antara kerajaan melayu ( jambi sekarang) dan kerajaan tulang bawang ( lampung sekarang.) jadi antara kerajaan melayu dan kerajaan tulang bawang/ antara jambi dan lampung itu lah seriwijaya yang sesungguhnya. Tetapi masih banyak yang mengklaimnya membuktikan kalau wilayah itu benar benar wilayah seriwijaya.
    4. Majapahit satupun tidak ada yang mengklaim. Sunda saja tidak mau padahal ayah raden wijaya (raja pertama maja pahit) adalah orang sunda. Kenapa sunda tidak mau mengakui majapahit karena sunda bukan wilayah majapahit sampai maja pahit lenyap sunda tetap ada. Jangankan sunda madura saja tidakmau mengakui maja pahit dan madura sampai majapahit runtuh tetap merdeka bukan wilayah majapahit. Jangankan madura lumajang saja bukan wilayah majapahit apa lagi sulawesi kalimantan sumatra, maluku, papua. Dan bali beserta lombok yang menaklukkan dan menguasainya adalah keluarga aditya warman. Mana gajah mada besar mulut aja. Gajahmada pernah duakali menyerang pajajaran kedua duanya gagal hampir semua pasukkan gajahmada dibantai lari terbirit birit gajah mada. Sebenarnya gajah mada menghadang rombongan penganten diyah pitaloka putri seri baduga yang bejumlah 300 orang sedangkan gajah mada membawa 15.000. bayangkan apa tidak gila dan kalap gajah mada ini. Sebenarnya gajh mada ini adalah dendam dengan pajajaran yang telah meluluh lantahkan pasukkannya dulu.
    Adityawarman datang kepajajaran untuk minta ma’af atas nama majapahit. Aditya warman ini adalah anak dari dara jingga dengan abyabrahman dan aditya warman adik cakra dara cakra dara adalah ayah hayamwuruk jadi aditya warman adalah pak cik nya hayam wuruk. Wajar aditya warman mewakili hayamwuruk selaku keponakannya untuk minta ma’af kepada pajajaran. Dara jingga adalah kakak dara peta k, dara petak adalah istri radenwijaya dan ibu jaya negara. Dara petak dan dara jingga adalah putri kerajaan dharmasraya yang berasal dari keturunan raja raja seriwijaya.
    Ya sumatra ditaklukkan aditya warman/ arya damar/ arya dillah dan nenek moyangnya di dharmasraya dan seriwijaya. Tapi kemudian aditya warman tidak pernah tunduk kepada maja pahit dan mendirikan kerajaan pagarruyung. Jadi sumatra bukanlah wilayah majapahit tetapi wilayah aditya warman dan pagarruyung.
    Jangan pernah lagi jawa mengatakan semua nusantara adalah majapahit semua nusantara ditaklukkan oleh gajah mada sebelum ada prasastinya yang membuktikan kalau wilayah itu telah di taklukan oleh gajah mada atau telah menjadi wilayah maja pahit.
    Jangan dikira kitab negara kertagama itu benar isinya kitab itu adalah kitab penjilat.
    Jangan dikira gajahmada itu berhasil mewujudkan hayalannya dalam ucapan sumpah palapa itu.
    Dan kitab negara kertagama itu karangan siorang gila yang bernama mpu prapanca itu adalah karang- karangan mpu prapanca saja
    Ya sekarang orang jawa bisa banga karena jumalah penduduk terbesar di indonesia. Tetapi jangan lupa jawa secara willayah adalah minoritas, hanya 3 propensi ( jawa tengah, jogja, jawa timur) jawa barat bukan lagi suku jawa tetapi sunda, banten, betawi. Dan madura bukan lagi suku jawa tetapi suku madura. Bandingkan dengan 33 propensi di indonesia. Dan indonesia terbentuk karena persamaan nasib dan harkat martabat Sebagai bangsa yang dijajah oleh belanda, sebagai masyarakat kelas 3/ bumi putra/ kelas paling bawah sebagai bangsa yang tertindas. Atas persamaan nasib itulah indonesia bersatu dan merdeka.
    Indonesia ini bukan jawa, rakyat dari sabang sampai meroke mempunyai hak kewajiban yang sama atas indonesia. Kamu orang suku jawa jangan pernah bepikir presiden harus suku jawa buang jauh- jauh pikiran itu sebab kalau tidak bubar indonesia.
    Timor leste/ timor timur mereka sebenarnya bukan menbenci indonesia, mereka tau kalau mereka adalah bangsa indonesia dan mereka sebenarnya sangat mencintai indonesia. Tetapi orang2 timor leste sebenarnya sangat membeci dan muak dengan suku jawa. Begitu juga papua, maluku/ RMS, sulawesi/ permesta, aceh/ GAM, PRRI, mereka semua sangat mencintai indonesia. Tetapi merka semua sangat membenci dan sangat muak dengan suku jawa. Begitu juga malaysia dan singapura tau mereka darimana asal mereka mereka sangat menghormati indonesia terlebih palembang, minang kabaw, bugis, aceh. Tetapi mereka sangat muak dan jijik dengan suku jawa. Semua orang benci dengan jawa bukan karena iri atau benci dengan orangnya, tetapi semua orang benci dengan suku jawa karena sipatnya yang sangat licik, culas rakus, gila kekuasaan, merasa paling berkuasa, tukang pitnah, tukang adu domba, tukang berzina dengan istri majikan seperti ken arok, tukang MELET perempuan, tukang santet, tukang dukunin orang, itulah sipat watak dan kelakuan suku jawa.

    Menulis sejarah jangan lagi asal tulis saja semau mau pengarang saja. Sekarang orang cerdas semua dan berpikiran kritis semua. Dan akan di buktikan orang betul. Gak akan orang enggiih- enggih aja, Nanti dulu teliti dulu buktikan dulu
    Kitab negara kerta gama Majapahit menguasai asia tenggara adalah suatu fitnah yang terbesar terhadap nusantara dan asia tenggara yang dilakukan oleh mpu prapanca dan gajahmada dan suku jawa.

    Kartu Jawa Kartu Majapahit Yang Pegang Adalah Orang- Orang Yang Menjadi Cikal Bakal Seriwijaya Yaitu Propensi Sumatera Selatan Dan Bengkulu. Apa Mau Dibuka???????????????
    Bukti sejarah yang paling kuat adalah prasasti dibatu dan istana. Kedua dunya tidak ada dinusantara prasasti majapahit kecuali dibali dan lombok saja. Itupun bergandeng dengan aditya warman dan saudara- saudaranya.
    adapun tentang kitab negara kertagama itu adalah buku karangan mpu prapanca. Mengarang buku siapa saja bisa dan mengarang buku bisa sambil tidur sambil mimpi dan sambil menghayal dan semau mau pengarang. Dan bisa hanya berada didalam kamar saja kalau mengarang buku entah benar entah tidak
    sedangkan prasasti di batu tidak bisa asal tulis saja kalau tempat itu belum ditaklukkan . Bunuh orang kalau asal tulis saja, asal ancam, saja, asal kutuk saja tempat orang kalau belum wilayah itu benar- benar telah ditaklukkan.. dan membuat prasasti dibatu tidak bisa sambil tidur, sambil mimpi, sambil menghayal.
    Mana prasasti gajah mada yang menegaskan kalau wilayah wilayah husantara telah ditaklukkan oleh gajah mada gak ada, cuman di Bali dan lombok saja, itu juga aditya warman yang menaklukkan dan menguasainya.
    Gajah mada mati dalam keadaan hina, tidak ada istri, tidak ada keturunan, tidak ada kawan tidak ada pengikut, tidak ada saudara. Itulah akibat orang besar omong hingga akhirnya makan sumpah nya sendiri.
    Mungkin setelah peristiwa bubat kesabaran hayam wuruk habis sehingga gajah mada diusir oleh hayam wuruk. Karena satupun tidak ada yang terbukti sumpah palapa itu ditambah pula dengan peristiwa bubat yang sangat memalukan majapahit.
    Dan untuk mengingatkan hayamwuruk akan jasa gajah mada yang telah menyelamatkan jaya negara dan menumpas pembrontakan rakuti walaupun sumpah palapa itu gagal ditulislah negara kerta gama oleh seorang empu penjilat situa bangka keparat yang bernama prapanca.
    Kalian suku jawa menggung agungkan ken arok, wikramawardana, jakatingkir dan melecehkan tunggul ametung, bre wirabumi, arya penangsang.
    Kalian tau tidak siapa kenarok, wikramawrdan, jaka tingkir
    Ken arok adalah manusia paling bejat didunia, manusia iblis,licik, culas, tak tau balas budi, gila kekuasaan gila pangkat, tukang berzina dengan istri majikan, pembunuh majikan/ suami kendedes, pembunuh kebo ireng dengan pitnah keji, pembunuh mpu gandring gurunya sendiri yang membuatkan keris mpu gandring, tukang pitnah, itu nenek moyang kamu orang suku jawa yang kalian agung agungkan .
    Berhati- hatilah dengan orang jawa yang menjadi pembantu, tukang kebun, sopir, selip sedikit bisa berzina istri dengan pembantu/ pelayan , sopir, tukang kebun orang jawa. Belajarlah dari sejarah ken arok dan kendedes. Sebenarnya raja2 singao sari dan maja pahit itu darah tunggul ametung lebih kental daripada darah kenarok. Kerta negara adalah anak rangga wuni. Ranggawuni adalah anak anusapati, anusa pati adalah anak tunngul ametung. Gayatri adalah anak kerta negara berarti keturunan gayatri adalah keturunan tunggul ametung. Sedangkan raden wijaya ayahnya adalah orang sunda tidak ada sedikitpun hubungan dengan ken arok. Garis keturunan kenarok dari pihak ibu raden wijaya yaitu dyah lembutal. Dyah lembutal anak singamurti singamurti adalah ank mahisa wong ateleng. Mahisa wong ateleng adalah anak ken arok.
    Raden wijaya menikah dengan dara petak putri dharmasraya yang keturunan raja raja seriwijaya. Mempunyai putra bernama jaya negara ( raja kedua maja pahit)
    Kakak dara petak yang bernama darajingga kawin dengan abya brahman berputra cakra dara, arya damar/ aditya warman, arya sentong, cakra dara kawin dengan ratu tribuwana tungga dewi, jadi arya damar/ aditya warman, arya sentong adalah adik ratu/ maha rani tribuwana tungga dewi sekaligus menjadi ipar tribuwana tungg dewi.cakra dara dan tribuwana tunggadewi berputra yang bernama hayam wuruk. Hayam wuruk berputri kusumawardani. Kemudian cakra dara kawin lagi dan berputra yang bernama raden sotor. Raden sotor berputra bernama prameswara yang menjadi raja malaka.
    Hayam wuruk kawin lagi berputra brewirabumi. Jadi brewirabumi, kusumawardani, prameswara adalah bersaudara, kakek mereka sama yaitu cakra dara. Cakra dara anak darajingga, darajingga anak raja dharmas raya. Dharmasraya berasal dari raja raja seriwijaya. Seriwijaya berasal dari rumpun suku bangsa pasemah/ besemah( wilayah gunung dempo, gunung kaba, pagar alam, lahat, musirawas/ lubuk linggau, musi ulu, musi banyu asin, kubu rawas, empat lawang, muara enim, ogan, semendo, kaur, rejang, manak, padang guci/ wilayah propensi sumatera selatan dan Bengkulu).
    Kalau kusumawardani dan wirabumi saudara satu ayah. Kusuma wardani dan wirabumi saudara satu kakek dengan prameswara.
    Brewirabumi dan prameswara tidak mempermasalahkan kusuma wardani. Tetapi yang membuwat brewirabumi dan prameswara naik darah ngapain wikramawardana yang menjadi raja maja pahit.
    Kalau kusumawardani adlah putri hayam wuruk dan cucu cakra dara sama dengan brewirabumi dan prameswara cucu cakra dara. Tapi wikramawardana siapa??? Damarwulan. Gak ada hubungannya sedikitpun dengan majapahit.
    Cakra dara kakek kusumawardani, berewirabumi, prameswara tidak menjadi raja majapahit. Tau diri cakradara. Tetap istrinya yang menjadi maha rani tribuwana tunggadewi. Lah wikramawardana datang datang jadi raja maja pahit sungguh taktau diri taktau malau. WAJAR BRE WIRABUMI DAN PRAMESWARA NAIK DARAH DAN BERSATU MEMERANGI WIKRAMAWARDANA.
    Dan bila melihat garis leluhur prameswara dari cakra dara, darajingga, dharmasraya, seriwijaya, wajar prameswara mengaku keturunan palembang yang berasal dari raja- raja seriwijaya. Ketika prameswara lari ke tumasik/ singapura disana berkuasa gubernur kerajaan siyam yang mana tumasik adalah wilayah kerajaan siyam mana ada tumasik masuk wilayah majapahit palak bapak gajah mada dan mpu prapanca saja gila memasukkan tumasik wilayah majapahit.. Kemudian gubernur kerajaan siyam yang berkuasa di tumasik itu dibunuh oleh prameswara kemudian lari ke malaysia dan mendirikan kerajaan malaka. Adapaun kemudian prmeswara beragama islam karena leluhurnya dari seriwijaya memang sudah banyak yang beragama islam. Arya damar, seri indra warman ( raja kedua seriwijaya) beragama islam. Dan seriwijaya itu sebenarnya adalah kerajaan budah, islam, hindu, yang ketiganya berebut pengaruh dan kekuasaan.
    Sekarang jaka tingkir yang bagi orang jawa diagung- agungkan dan orang jawa melecehkan arya penangsang. Jaka tingkir itu adalah manusia sombong, licik, culas, gila kekuaaan, gila pangkat, taktau malu, taktau diri. Siapa jaka tingkir? Tidak ada sedikitpun mempunyai hubungan darah dengan demak/ raden patah. Jaka tingkir hanyalah menantu terenggono.
    Sedangkan arya penangsang adalah cucu raden patah anak sedainglepen. Setelah wapat pati unus seharusnya yang menjadi raja demak adalah adiknya yang kedua / sedoing lepen/ ayah arya penangsag karena pati unus tidak mempunyai keturunan. Tapi sedoing lepen dibunuh prawoto anak trenggono. Sehingga ayah prawoto/ adik sedoing lepen yang menjadi raja yaitu ternggono. Wajar arya penangsang membunuh prawoto orang yang telah membunuh ayahnya. Arya penangsang tidak membunuh trenggono/ adik ayahnya/ pamannya. Setelah wapat ternggono maka lebih berhak arya penagsang daripada putri trenggono. Wajar arya penangsang yang menjadi raja demak tetapi kenapa jaka tingkir ikut campur. Kenapa jaka tingkir yang ingin menjadi raja/ sultan. Putri ternggono saja/ istri jaka tingkir saja tidak mau menjadi ratu/ sultanah dia tau arya penangsang jauh lebih berhak daripada dia. Lalu kenapa jaka tingkir yang menjadi raja/ sultan, dasar tak tau diri tak tau malau jaka tingkir ini. Wajar arya penangsang naik darah dengan jaka tingkir.
    Kata orang jawa arya penangsang mati kena kerisnya sendiri padahal arya penagsang selamat pergi ke sumatra selatan kedaerah komering dan ogan ilir dan prabu mulih dan keturunanya banyak di prabumulih dan ogan ilir sumatra selatan.
    Pada saat seminar nasional tentang peradaban rumpun suku bangsa pasemah sebagai pendahulu serwijaya yang diadakan di kota pagar alam sumatera selatan raja bali dan seri sultan HBX datang.
    Untung saja sultan jawa ini dan raja bali ini tidak membantah. Seandainya membantah bisa kehilangan muka raja jawa dan raja bali ini. Bisa diungkit semua bagaimana bali dan jawa itu bagaimana hubungannya dengan rumpun pasemah, apa isi prasasti sojomerto batang jawa tengah apa ada bahasa jawa disitu yang menuliskan nama dapunta selendra tulen prasasti itu berbahasa melayu rumpun pasemah . unutung sultan jawa ini baik malah mengadakan silaturahmi dengan tokoh- tokoh rumpun pasemah baik yang berada disumsel dan bengkulu, Malah seri sultan HBX mengatakan kalau dia dan keluarganya berasal dari rumpun pasemah dan datang kepagar alam- sumsel adalah pulang kampung. Adapun tentang asal usul seriwijaya perlu penelitian lagi. Sedangkan raja bali sepertinya sedih dan kecewa karena jejak hindu budah pada masyarakat rumpun pasemah sebagai asal usul dapunta selendra lenyap sama sekali dan telah menjadi masyarakat islam semua. Sedangkan bukti- bukti tentang rumpun pasemah sebagai asal usul seriwijaya dan dapunta selendra sudah sangat jelas kalau masih ingin diteliti lagi tambah bagus. Tapi teliti lagi juga semua seluruh sejarah di Indonesia termsuk teliti lagi juga maja pahit yang katanya menguasai nusantara sedangkan tidak ada bukti kebesaran majapahit, baik itu prasasti gajah mada/ maja pahit ditempat tempat yang disebut dalam hayalan gajah mada dan ditulis mpu prapanca dalam kitab negara kerta gama, istana maja pahit tidak ada, Satu satunya rujukan majapahit hanya kitab dongeng Negara kerta gama saja, yang menulis rencana dan hayalan gajah mada.
    Kalau ada prasastinya mana?????????????????
    Kartu jawa dan majapahit yang pegang orang-orang yang menjadi cikal bakall seriwijaya yaitu orang- orang sumatera selatan dan bengkulu. Apa mau dibuka??????????????????????????????????

    Kamu orang orang suku jawa tidak usah banya tingkah semua kerajaan dijawa itu berasal dari sunda semua . gak ada kerajaan dan raja dijawa apa lagi dijawa timur. Baru ada setelah empu sendok lari kejawa timur baru ada kerajaan dijawatimur itupun dimusnahkan oleh kerajaan seriwijaya. kalau mataram hindu itu berasal dari sunda dari galuh tanah sunda. siapa sanjaya itu?? anak sana raja galuh tanah sunda.
    Gak ada kerjaan gak ada raja dijawa. Semua berasal dari sunda dan seriwijaya semua. Dari arah barat kerajaan2 dijawa itu dari banten, sunda, jawa tengah terakhir jawa timur dan sekarang yang paling akhir jogja dan solo. Kamu suku jawa gak usah gaya. Selendra dijawa itu adalah orng orang seriwijaya yang menikah dengan orang- orang sunda itulah yang menjadi raja- raja dijawa itu paham kalian suku jawa ( jawa tengah, jogja, jawatimur) dinasti selendra berasal dari jawa dari mana dari hongkong. Gak ada kerajaan gak ada raja dijawa itu dulu. Semua berasal dari sunda dan seriwijaya. Kerajaan kaling itu lenyap dihancurkan seriwijaya.
    Kartu jawa dan majapahit yang pegang orang-orang yang menjadi cikal bakall seriwijaya yaitu orang- orang sumatera selatan dan bengkulu. Apa mau dibuka??????????????????????????????????
    putra sumsel | 12 Januari 2014 pada 20.00

    0

    0

    Rate This

    KITAB NEGARA KERTA GAMA ADALAH PITNAH BESAR YANG DILAKUKAN OLEH EMPU PRAPANCA, GAJAH MADA, SUKU JAWA. TERHADAP SUNDA, MADURA, LUMAJANG, NUSANTARA DAN ASIA TENGGARA..

    DIBAWAH INI ADALAH BUKTI KALAU BALI ADALAH WILAYAH SERIWIJAYA.
    Shri Kesari Warmadewa adalah Wangsa Warmadewa yang pernah berkuasa di Pulau Bali, Indonesia dari Tahun 882 M s/d 914 M.
    Dalem Shri Kesari pendiri Dinasti Warmadewa di Bali. Raja dinasti Warmadewa pertama di Bali adalah Shri Kesari Warmadewa [ yang bermakna Yang Mulia Pelindung Kerajaan Singha] yang dikenal juga dengan Dalem Selonding, datang ke Bali pada akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10, beliau berasal dari Sriwijaya(Sumatra) di mana sebelumnya pendahulu beliau dari Sriwijaya telah menaklukkan Tarumanegara( tahun 686) dan Kerajaan Kalingga di pesisir utara Jawa Tengah/Semarang sekarang. Persaingan dua kerajaan antara Mataram dengan raja yang berwangsa Sanjaya dan kerajaan Sriwijaya dengan raja berwangsa Syailendra( dinasti Warmadewa) terus berlanjut sampai ke Bali.

    Di dalam sebuah kitab kuna yang bernama “Raja Purana”, tersebutlah seorang raja di Bali yang bernama Shri Wira Dalem Kesari dan keberadaan beliau dapat juga diketahui pada prasati ( piagam ) yang ada di Pura Belanjong di Desa Sanur, Denpasar, Bali. Di pura itu terdapat sebuah batu besar yang kedua belah mukanya terdapat tulisan kuna, sebagian mempergunakan bahasa Bali kuna dan sebagian lagi mempergunakan bahasa Sansekerta. Tulisan-tulisan itu menyebutkan nama seorang raja bernama “Kesari Warmadewa”, beristana di Singhadwala. Tersebut juga di dalam tulisan bilangan tahun Isaka dengan mempergunakan “Candra Sengkala” yang berbunyi : “Kecara Wahni Murti”. Kecara berarti angka 9, Wahni berarti angka 3 dan Murti berarti angka 8. Jadi Candra Sekala itu menunjukan bilangan tahun Isaka 839 ( 917 M ). Ada pula beberapa ahli sejarah yang membaca bahwa Candra Sengkala itu berbunyi “Sara Wahni Murti”, sehingga menunjukkan bilangan tahun Isaka 835 ( 913 M ). Pendapat yang belakangan ini dibenarkan oleh kebanyakan para ahli sejarah.
    Dengan terdapatnya piagam tersebut, dapatlah dipastikan bahwa Shri Wira Dalem Kesari tiada lain adalah Shri Kesari Warmadewa yang terletak di lingkungan Desa Besakih. Beliau memerintah di Bali kira-kira dari tahun 882 M s/d 914 M, seperti tersebut di dalam prasasti-prasasti yang kini masih tersimpan di Desa Sukawana, Bebetin, Terunyan, Bangli (di Pura Kehen), Gobleg dan Angsari. Memperhatikan gelar beliau yang mempergunakan sebutan Warmadewa, para ahli sejarah menyimpulkan bahwa beliau adalah keturunan raja-raja Syailendra di Kerajaan Sriwijaya (Palembang), yang datang ke Bali untuk mengembangkan Agama Budha Mahayana. Sebagaimana diketahui Kerajaan Sriwijaya adalah menjadi pusat Agama Budha Mahayana di Asia Tenggara kala itu.
    Beliau mendirikan istana di lingkungan desa Besakih, yang bernama Singhadwala atau Singhamandawa, Baginda amat tekun beribadat, memuja dewa-dewa yang berkahyangan di Gunung Agung. Tempat pemujaan beliau terdapat di situ bernama “Pemerajan Selonding”. Ada peninggalan beliau sebuah benda besar yang terbuat dari perunggu, yang merupakan “lonceng”, yang didatangkan dari Kamboja. Lonceng itu digunakan untuk memberikan isyarat agar para Biksu-Biksu Budha dapat serentak melakukan kewajibannya beribadat di biaranya masing-masing. Benda itu kini disimpan di Desa Pejeng, Gianyar pada sebuah pura yang bernama “Pura Penataran Sasih”
    Pada zaman pemerintahaan beliau penduduk Pulau Bali merasa aman, damai, dan makmur. Kebudayaan berkembang dengan pesat. Beliau memperbesar dan memperluas Pura Penataran Besakih, yang ketika itu bentuknya masih amat sederhana. Keindahan dan kemegahan Pura Besakih hingga sekarang tetap dikagumi oleh dunia.
    Shri Kesari Warmadewa merupakan tokoh sejarah, ini bisa dibuktikan dari beberapa prasasti yang beliau tinggalkan seperti Prasasti Blanjong di Sanur, Prasasti Panempahan di Tampaksiring dan Prasasti Malatgede yang ketiga-tiganya ditulis pada bagian paro bulan gelap Phalguna 835 S atau bulan Februari 913. Shri Kesari Warmadewa menyatakan dirinya raja Adhipati yang berarti dia merupakan penguasa di Bali mewakili kekuasaan kerajaan lain yaitu Sriwijaya. Kemungkinan beliau adalah keturunan dari Balaputradewa, hal ini berdasarkan kesamaan cara penulisan prasasti , kesamaan dalam menganut agama Budha Mahayana dan kesamaan nama dinasti Warmadewa.
    Raja-raja Dinasti Warmadewa Di Bali
    1. 882M – 914M Shri Kesari Warmadewa
    2. 915M – 942M Shri Ugrasena
    • Setelah pemerintahan Sri Kesari Warmadewa berakhir, tersebutlah seorang raja bernama Sri Ugrasena memerintah di Bali. Walaupun Baginda raja tidak memepergunakan gelar Warmadewa sebagai gelar keturunan, dapatlah dipastikan, bahwa baginda adalah putra Sri Kesari Warmadewa. Hal itu tersebut di dalam prasasti-prasasti (aantara lain Prasasti Srokadan) yang dibuat pada waktu beliau memerintah yakni dari tahun 915 s/d 942, dengan pusat pemerintahan masih tetap di Singha-Mandawa yang terletak di sekitar desa Besakih. Prasasti-Prasasti itu kini disimpan di Desa Babahan, Sembiran, Pengotan, Batunya (dekat Danau Beratan), Dausa, Serai (Kintamani), dan Desa Gobleg.
    3. 943M – 961M Shri Tabanendra Warmadewa
    • Baginda raja Sri Tabanendra Warmadewa yang berkuasa di Bali adalah raja yang ke tiga dari keturunan Sri Kesari Warmadewa. Baginda adalah putra Sri Ugrasena, yang mewarisi kerajaan Singhamandawa. Istri Baginda berasal dari Jawa, adalah seorang putri dari Baginda Raja Mpu Sendok yang menguasai Jawa Timur. Di dalam prasasti yang kini tersimpan di Desa Manikliyu (Kintamani), selain menyebut nama Baginda Sri Tabanendra Warmadewa, dicantumkan pula nama Baginda Putri. Beliau memerintah dari tahun 943 s/d 961.
    4. 961M – 975M Shri Candrabhaya Singha Warmadewa
    5. 975M – 983M Shri Janasadhu Warmadewa
    6. 983M – 989M Shri Maharaja Sriwijaya Mahadewi
    7. 989M – 1011M Shri Udayana Warmadewa (Dharmodayana Warmadewa)- Gunaprya Dharmapatni
    • Shri Udayana Warmadewa, menurunkan tiga putra:
    o 1. Airlangga
    o 2. Marakata
    o 3. Anak Wungsu
    8. 1011M – 1022M Shri Adnyadewi / Dharmawangsa Wardhana
    9. 1022M – 1025M Shri Dharmawangsa Wardhana Marakatapangkaja
    10. 1049M – 1077M Anak Wungsu
    11. 1079M – 1088M Shri Walaprabu
    12. 1088M – 1098M Shri Sakalendukirana
    13. 1115M – 1119M Shri Suradhipa
    Sumber
    • Buku “Riwayat Pulau Bali Dari Djaman Ke Djaman”, Disusun oleh: I Made Subaga, Gianyar – Bali
    • Sejarah Bali. Nyoka, Penerbit & Toko Buku Ria, Denpasar, 1990.
    • Ardana, I Gusti Gede,[1988], Udayana, Peranannya dalam Sejarah Bali pada Abad X, Fakultas Sastra Universitas Udayana, Denpasar
    • Munoz, Paul Michel[2009], Kerajaan-Kerajaan Awal Kepulauan Indonesia, Penerbit Mitra Abadi, Yogyakarta

    KENAPA WILAYAH SERIWIJAYA HANYA JAWA BARAT SAJA????
    BAHASA SERIWIJAYA ( MELAYU RUMPUN PASEMAH) BANYAK YANG TERSISA DI BALI
    SEPERTI ade= ada, juge= juga, au= ya, marge= marga dan semua bahasa bali berujung e.
    Balas
    putra sumsel pada 12 Januari 2014 pada 12:35 berkata:
    Komentar Anda menunggu moderasi

    • pada saat peristiwa pralaya yang mana kerajaan jawa timur beserta raja dan seluruh keturunannya dan pembesar2nya dibantai habis oleh seriwijaya. hanya air langga seorang yang dibiarkan hidup oleh seriwijaya yang menjadi menantu darmawangsa. karena air langga berasal dari darah seriwijaya. yang kemudian air langga menikah dengan putri seriwijaya pula. yang keturunannya menjadi raja2 kahuripan, jenggala, panjalu,dan menjadi kerajaan kediri, yang salah satu keturunan darah kediri adalah tunggul ametung, keturunan tunggul ametung adalah raja raja singa sari dan raja2 maja pahit. paham kamu suku jawa. kamu suku jawa mau kwalat durhaka dengan orang2 sumatra.
    Reply

    putra sumsel on January 11, 2014 at 9:39 pm said:
    Your comment is awaiting moderation.
    pada saat adityawarman dan gajahmada menaklukkan bali aditya warman tidak mau menyerang bali selatan karena raja rajanya adlah keturunan langsung seriwijaya. gajah mada yang sangat bersemangat menyarang bali selatan.
    aditya warman membunuh raja bali utara yang masih wilayah bali selatan. gajah mada kalah oleh orang bali keturunan seriwijaya. gajah mada mundur stelah aditya warman datang aditya warman langsung menyerang bali tanpa sepengetahuan gajah mada. karena sama2 berdarah seriwijaya dengan aditya warman raja bali itu mengakui aditya warman dan diajak kemaja pahit oleh aditya warman. pada saat dibali itu gajah mada sudah kehilangan muka. dan benih2 permusuhan aditya warman denagan gajah mada semakin meruncing.
    karena aditya warman mencurigai kematian jaya negara raja maja pahit kedua yang merupakan sepupu aditya warman ( anak bibi aditya warman) adalah konspirasi gajah mada dan tribuwana tunggadewi. atas ini pula adityawarman kemudian melawan majapahit.
    yang membunuh jaya negara adalah ratanca atas perintah gajah mada. buktinya gajah mada langsung membunuh ratanca tanpa diadili terlebih dahulu untuk menghilangkan jejak.
    paham kamu suku jawa

    kartu jawa yang pegang orang2 yang menjadi cikal bakal seriwijaya yaitu sumsel dan bengkulu apa mau dibuka?????????????????
    Balas
    putra sumsel pada 12 Januari 2014 pada 12:56 berkata:
    Komentar Anda menunggu moderasi

    MUDAH MENGHANCURKAN SUKU JAWA ITU. DAN ITU TELAH DIBUKTIKAN OLEH SERIWIJAYA
    Balas
    putra sumsel berkata:
    Komentar Anda menunggu moderasi
    12 Januari 2014 pada 17:48

    Ya sekarang orang jawa bisa banga karena jumalah penduduk terbesar di indonesia. Tetapi jangan lupa jawa secara willayah adalah minoritas, hanya 3 propensi ( jawa tengah, jogja, jawa timur) jawa barat bukan lagi suku jawa tetapi sunda, banten, betawi. Dan madura bukan lagi suku jawa tetapi suku madura. Bandingkan dengan 33 propensi di indonesia. Dan indonesia terbentuk karena persamaan nasib dan harkat martabat Sebagai bangsa yang dijajah oleh belanda, sebagai masyarakat kelas 3/ bumi putra/ kelas paling bawah sebagai bangsa yang tertindas. Atas persamaan nasib itulah indonesia bersatu dan merdeka.
    Indonesia ini bukan jawa, rakyat dari sabang sampai meroke mempunyai hak kewajiban yang sama atas indonesia. Kamu orang suku jawa jangan pernah bepikir presiden harus suku jawa buang jauh- jauh pikiran itu sebab kalau tidak bubar indonesia.
    Timor leste/ timor timur mereka sebenarnya bukan menbenci indonesia, mereka tau kalau mereka adalah bangsa indonesia dan mereka sebenarnya sangat mencintai indonesia. Tetapi orang2 timor leste sebenarnya sangat membeci dan muak dengan suku jawa. Begitu juga papua, maluku/ RMS, sulawesi/ permesta, aceh/ GAM, PRRI, mereka semua sangat mencintai indonesia. Tetapi merka semua sangat membenci dan sangat muak dengan suku jawa. Begitu juga malaysia dan singapura tau mereka darimana asal mereka mereka sangat menghormati indonesia terlebih palembang, minang kabaw, bugis, aceh. Tetapi mereka sangat muak dan jijik dengan suku jawa. Semua orang benci dengan jawa bukan karena iri atau benci dengan orangnya, tetapi semua orang benci dengan suku jawa karena sipatnya yang sangat licik, culas rakus, gila kekuasaan, merasa paling berkuasa, tukang pitnah, tukang adu domba, tukang berzina dengan istri majikan seperti ken arok, tukang MELET perempuan, tukang santet, tukang dukunin orang, itulah sipat watak dan kelakuan suku jawa.

    Menulis sejarah jangan lagi asal tulis saja semau mau pengarang saja. Sekarang orang cerdas semua dan berpikiran kritis semua. Dan akan di buktikan orang betul. Gak akan orang enggiih- enggih aja, Nanti dulu teliti dulu buktikan dulu
    Kitab negara kerta gama Majapahit menguasai asia tenggara adalah suatu fitnah yang terbesar terhadap nusantara dan asia tenggara yang dilakukan oleh mpu prapanca dan gajahmada dan suku jawa.
    Balas
    putra sumsel berkata:
    Komentar Anda menunggu moderasi
    12 Januari 2014 pada 18:24

    DENGAR KAMU SUKU JAWA ASAL TULISLAH KAMU KALAU KAMU BOHONG KALAU KAMU FITNAH SAJA KALAU TERNYATA MAJAPAHIT ITU TIDAK TERBUKTI TERKUTUK KAMU SUKU JAWA DUNIA AKHERAT MATI HINA LAKNATULLAH.
    KAMU LIHAT DIINDONESIA INI ORANG YANG PALING MISKIN, PALING HINA, PALING SENGSARA ADALAH SUKU JAWA, YANG PALING BANYAK ORANG GILA ADALAH SUKU JAWA.. DIINDONESIA TIDK ADA ORNAG YANG MATI HANYA BEREBUT UANG SEDEKAH ORANG SEPULUH RIBU DUAPAULUH RIBU. TAPI DIJAWA HAL ITU BIASA.
    BAHKAN MATI HANYA BEREBUT GUNUNGAN NASI TUMPENG SAJA BIASA. ITU AKIBAT ELIT POLITIKUS SUKU JAWA YANG MENANGGUNG LAKNATNYA KALIAN SUKU JAWA ITULAH.
    Balas
    putra sumsel | 12 Januari 2014 pada 20.23

    0

    0

    Rate This

    KALAU ORANG JAWA MENYEBAR DIMANA MANA BUKAN KARENA MAJAPAHIT TELAH MENAKLUKANNYA. SEPERTI DIMALAYSIA BANYAK SUKU JAWA BUKAN BERARTI MALAYSIA ITU DITAKLUKKAN OLEH MAJAPAHIT GAK ADA PRASASTI MAJAPAHIT DIMALAYSIA. BEGITU JUGA ORANG JAWA BANYAK DIPAPUA PHILIPINA, ALAIRAN SILAT KALI MAJA PAHIT PHILIPINA ITU BUKAN BERARTI PHILIPINA ITU TELAH DITAKLUKAN MAJAPAHIT OLEH GAJAH MADA SEBAB TIDAK ADA PRASASTI GAJAH MADA ATAU MAJAPAHIT DIPHILIPINA. ALIRAN SILAT KALI MAJAPAHIT ITU ADALAH SILAT YANG BERASAL DARI JAWA YANG DIBAWA KEPHILIPINA BUKAN PADA ZAMAN MAJAPAHIT. SEPERTI ALIRAN2 SILAT LAIN DIMANAPUN TEMPATNYA TETAP MEMBAWA ASALNYA DARIMANA SEPERTI WUSHU DISELURUH DUNIA TETAP WUSHU,BEGITU JUGA TAKWONDO, KUNTAU KUNGFU WINGCUN. ADA DIMANA MANA BUKAN BERARTI TEMPAT ITU TELAH DITAKLUKAN OLEH CINA/ KOREA.
    BEGITUJUGA ORANG JAWA ADA DISURINAME. BUKAN BERARTI SURINAME TELAH DITAKLUKKAN MAJAPAHIT/ GAJAH MADA.. ORANG JAWA DISITU ADALAH BUDAK YANG DIPAKSA OLEH BELANDA. SAMPAI SEKARANG URINAME ITU MASIH JAJAHAN BELANDA.
    MUNGKIN SAMPAI KIAMAT SURINAM ITU TIDAK AKAN MERDEKA. KARENA SEDIKITPUN TIDAK ADA KEKUATANNYA SURINAE. APALAGI ORANG JAWA DISITU. GAK USAH BANGGA KAMU SUKU JAWA ADA DISURINAME.
    Reply
    putra sumsel
    5:39 pm on January 13, 2014
    Your comment is awaiting moderation.

    kini kitab negara kerta gama itu telah diakui oleh unesco PBB. sebagai warisan dunia. jikalau benar kitab negara kerta gama itu untuk apa????
    hanya merupakan kebanngaan sejarah masa lalu suku jawa saja. sebab indonesia bukan negara jawa, bukan pula majapahit.
    tetapi jiaka kitab negara kertagama itu pitnah dan tidak terbukti alias bohong maka DEMI ALLAH TANGGUNGLAH AKIBATNYA OLEH KALIAN SUKU JAWA KENA LAKNAT DIDUNIA DAN AKHERAT TERKUTUK DAN HINA DIDUNIA DAN AKHERAT. KARENA TELAH MENYEBAR PITNAH TERHADAP SELURUH NUSANTARA.
    SEBAIK BAIKNYA MENYIMPAN BANGKAI BAU BUSUKNYA AKAN TERCIUM JUGA.
    KOTORAN TETAP KOTORAN WALAU DI BUNGKUS DENGAN SUTRA
    TIDAK ADA YANG ABADI DIDUNIA INI.
    SUATU SAAT JAWA HANCUR LEBUR LULUH LANTAH. KAMU TUNGGU SAJA MASANYA

    • angga
      30/03/2014 pukul 18:27

      Saya tinggal di sumatra bang, mungkin apa yang anda katakan benar. Tp cara bicara anda sangat kasar, tidak smw orang jawa jahat ada jg yg baik begitu pula dengan sumatra atw suku2 lain.. jika smw orang berfikir seperti anda maka tidak akan pernah damai indonesia.. dan 1 hal lg jgn mengatasnamakan putra sumsel karena tidak smw orang sumsel sependapat dengan anda, karena dengan cara bicara anda justru merendahkan diri anda sendiri yg mungkin saja memang pintar…

  44. Putra Aceh
    25/02/2014 pukul 15:57

    saya setuju dengan penulis. sebagai renungan,sebelum terbentuknya kesultanan atau kerajaan islam..diaceh pernah berdiri kerjaan budha indra patra,,dan masih terdapat bukti sejarah yaitu benteng dan tempat sembahyang.. jadi asumsi kita, di aceh sendiri kerajaan budha berakhir dengan berdirinya kerajaan-kerajaan islam.dan dengan demikian setelah maju nya perkembangan kerajaan-keraan islam kita tetap tidak bisa measumsikan bahwa kerjaan indra patra itu bagian dari kerajaan islam..

  45. 13/03/2014 pukul 00:06

    salam..
    puji segala puji bagi sang jagadnatha.
    tak pelak saya tertegun membaca artikel berharga milik mas Adang. sebuah gambaran menuurut hemat saya cukup gamblang dan jelas adanya. Wilwatika Majapahit bukanlah kesultanan islam seperti banyak orang kata. tak perlu saya ulangi, berbagai analogi menunjukkan Wilwatika bukan kesultanan islam. mungkin, hal ini sama dengan polemik candi borobudur yang oleh seorang mengaku telah menelitinya selama 32 tahun. mengungkapkan bahwa candi borobudur merupakan peninggalan nabi sulaiman. sedikit saja. tergesa-gesa jika menyimpulkan pernyataan tersebut. jika memang majapahit adalah kesultanan islam, mengapa segala bangunan mulai dari candi, batu gupala dan 4 gerbang utama istana sarat dengan hindu budha,pun dengan berbagai penamaan.
    terimakasih.
    salam damai.

    • 17/03/2014 pukul 07:18

      Terima kasih bung Mugiarjo

      • 18/03/2014 pukul 04:33

        sama- sama bung. sayapun ucap beribu terimakasih pada anda.

    • 14/05/2014 pukul 02:59

      permisi ya pak, mas,,,mohon izin sedikit,,berbicara tantang maja pahit, kita ketemunya pasti dengan agama hindu budha, namun sebelum nya coba kita lihat sejarah kedua agama tersebut,,, dari mana asal sejarah agama tersebut, kapan agama hindu budha berdiri,siapa sidarta gautama, siapakah budha itu sendiri,,,dan coba kita liahat dlm kitab suci veda (weda) ayat ayat ramalan yang Disebutkan dalam Bhavisa Purana dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3,Shalokas 10 to 27 ,,,dan Dalam Atharvaveda book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang Kuntupsuktas,,,apakah kitab berbohong?, tidak mungkin kan,.belum ada teori atau bukti yg tepat menunjukan tentang kapan berdiri nya kerakaan majapahit,,, nama islam baru ada pada era nabi muhamad,,sementara sebelum nya sdah ada agama islam namun bukan dengan nama islam,,, dan mungkin ornamen pada pintu bukan agama hindu budha dan patung2 tersebut jga bukan dari agama hindu budha,,,terimakasih, mhon maaf kalau ada yg kurang tepat.

    • 22/11/2014 pukul 23:08

      Intinya Jika tidak punya budaya dan peninggalan ya gak punya. Gak usa mengambil punya orang lain. Buat aja sendi kan bisa..

  46. 18/03/2014 pukul 17:11

    kalau menurut saya…yg bodoh coba kita teliti sejarah dan cerita atau ayat2 yg berkaitan dari nabi nuh dengan bahteranya dan nabi sulaeman deengan negri SABA nya….karna bahtera nabi nuh yg terhempas di pucuk gunung ararat itu ,peneliti cina dan turki telah menemukan kayu papan prahu nabi nuh sempelnya yg cocok itu dengan kayu jati di jawa ada kemungkinan bisa di teliti ada hubungannya …mari kita teliti lebih jauh dan lebih dalam karna kita yakin bahwa NUSANTARA sudah di kenal oleh belahan didunia sejak jaman dulu kala itu benarrr

  47. 14/05/2014 pukul 03:10

    kita hanya mencari kebenaran tentang sejarah,,, bagaimanapun sejarah tergantung dari sudut pandang pembuat nya,,,tidak uasah salig mencela atau paun meng hina,,,, jangan menjadi alasan untuk perpecahan,,, sharus nya artikel yg dibuat untuk pengetahuan kita, terserah pembaca mau melihat dari sudut pandang mana,,, tetap jaga persatuan itu yg penting

  48. yan win
    29/05/2014 pukul 23:26

    salam damai, mas adang…..

    sy terkesan dengan ulasan anda untuk menyanggah beberapa link yg anda sebutkan terkait klaim majapahit adalah kerajaan islam, walau anda sendiri adalah seorang muslim. Sy lihat banyak hal serupa dilakukan oleh org2 tertentu atas nama agama, tdk sedikit itu dilakukan sbg suatu propaganda. Atau Mengotak, gatik, gatuk kitab suci agama tertentu dgn tujuan hanya sekedar mencari pengikut.

    sy kira ada tujuan tertentu bagi penulis yg menyatakan majapahit sbg kerajaan islam. dan ini sebenarnya jg perlu dianalisis. salah satunya mungkin “euforisme agama” spt yg mas ungkapkan. Bahkan tdk menuntut kemungkinan didalamnya ada unsur politis.
    apa penulis menyadari akibat dari tulisannya jika apa yg ditulis nantinya terbukti kebohongannya…..?

    yang ingin sy tegaskan disini adalah, apapapun bentuk sejarah Indonesia sebelumnya hendaknya dipakai pembelajaran untuk kebaikan bangsa ini kedepannya. saya sangat setuju sejarah perlu selalu ditelusuri kebenarannya dan diluruskan jika salah tentu dgn bukti yg valid, karena akan dijadikan pembelajaran bagi generasi selanjutnya. Bangsa yg besar sdh pasti adalah yg tdk melupakan sejarahnya.

  49. 04/09/2014 pukul 01:49

    @putra sumsel :klo hanya sejarah saja yang anda andalkan..buat saya kejayaan masa lalu nda penting, apalagi kartu-kartu yang anda simpan.. kita tidak sedang main remi atau domino.. sikap anda merendahkan salah satu suku memperlihatkan pribadi anda yg sangat buruk, tidak ada dasar org berkuasa atas dasar masa lalu nenek moyang dsb, kita smua adalah bangsa indonesia.. masalah presidennya org jawa, itu pilihan bangsa indonesia, karena yg memilih bukan hanya org jawa saja.. sy kira tdk smua putra sumsel sependapat dengan anda, jangan2 anda org asing yg mempelajari sejarah indonesia dan hendak memecah belah indonesia, karena sikap anda tdk mencerminkan budaya bangsa nusantara yg santun dan menghargai perbedaan.. klo anda pengn jadi presiden ya silahkan calonkan saja diri anda klo merasa layak hanya dengan cerita sejarah nenek moyang anda yg menurut anda berkuasa. tulis aja sejarah itu di CV anda, siapa tau banyak rakyat indonesia yg pandai2 tertarik mencoblos anda.. matahari sudah tinggi.. bangunlah dari mimpi anda. smoga anda dituntun kembali ke jalan yg benar

  50. wijoyono
    22/09/2014 pukul 09:53

    Silahkan baca buku dari Prof. Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu Majapahit dan Bangkitnya Kerajaan Islam Demak.
    Semoga menjadi lebih jelad.

  51. ahmad Rokhani
    12/10/2014 pukul 07:23

    hal-hal yang seperti ini bisa menimbulkan effect yang panjang di kemudian hari bila diterus-teruskan… ini orang kayae ngawur. bahkan ada yang mengatakan bahwa raja bilqis dan nabi sulaiman itu di jawa.. banyak orang yang hanya mengira2 saja tanpa memperhatikan sumber-sumber yang lebih dulu ada dan sahih…

  52. Putra
    15/11/2014 pukul 12:59

    Menurut saya, Kerajaan Majapahit dapat mempersatukan nusantara karena toleransi beragama sangat tinggi seperti sekarang ini. Mungkin pada zaman majapahit ada yang beragama islam, hindu, budha, dll. jadi terdapat peninggalan islam, hindu, budha, dll.
    Waallahu Wa’alam..

  53. karuniakaruni
    25/12/2014 pukul 11:31

    Yups.. majapahit itu agama resmimya adalah hindu dan buddha.. ada 2 pendeta yaitu hindu dan budha.. bahkan ada babadnya hingga sekarang.. contohnya dhang hyang niratha.. beliau pendeta hindu dan keturunannya masih ad smpai sekarang.. begitu juga dgn dhang hyang astapaka.. beliau pendeta buddha..
    Jadi jgn cepat ambil kesimpulan..

    Lambang kerajaan majapahit adalah surya majapahit.. dikenall juga dgn dewata nawa sangga.. konsep itu masih berkembang hingga kini di bali..
    Juga kalo tidak salah patih gajah mada memuja dewa bhairawa yang jelas2 adalah dewa hindu..
    Ingett!! Catet ok?? Bukti2 menunjukan majapahit adalah kerajaan dgn corak hindu buddha dan hindu dibali adalah bentuk pelestarian dari kedua agama ini.. bahkan ada yg namanya brahmana siwa buddha.
    Salam damai kawanku..

  54. 14/01/2015 pukul 16:29

    mereka baik perorangan atau organisasi yg menyatakan kerajaan Majapahit adalah Kasultanan Islam atau kerajaan islam itu org yg tak prnh belajar dan menghargai sejarah,,ada sesuatu yg dicoba dimasukan dlm hal ini entah syiar atau apa spt mengklaim candi borobudur adl peninggalan nabi sulaiman…jaman saiki okeh wong pinter neng geblinger..inilah org2 yg akan memecah bangsa indonesia yg berbhineka. Saya seorg muslim tp sy bs memandang sbuah kebenaran dr rentang perjalanan sejarah bangsa indonesia yg bsr ini…mari gerakan Bercerdas sedikit gak usah byk ndak geblinger..ngono yo ngono neng ojo ngono!

  55. unggul kardjono
    08/05/2015 pukul 09:44

    menarik ulasannya, memang sejarah harus terus dikaji dan diuji. Bukan untuk membangga2kan kelompok tertentu. Tapi untuk bekal masa depan. Karena sejarah biasanya akan berulang, bila kita paham kebenaran yang sudah lampau tentu akan lebih siap buat yang akan datang.

    yang perlu jadi catatan, bukan tidak mungkin juga ketika bangsa asing seperti portugis, belanda atau yang lainnya yang berambisi menguasai hasil bumi Nusantara atau bahkan berkeinginan menjajah, mereka menghancurkan peninggalan2 penting Nusantara, agar bangsa ini gamang akan sejarah-nya.

    Sekali lagi, semakin banyak kajian yang diuji akan semakin baik untuk menemukan kebenaran.

    sukses Pak Adang.

  56. 17/05/2016 pukul 21:24

    Pengaburan dan pembutaan fakta sejarah muncul akibat penjajahan yang begitu lama (3,5 abad). Dan ini menjadi pelajaran buat kita agar tidak lagi terjajah. Karena bila kita terjajah lagi dalam waktu yang lama seperti itu, mungkin suatu saat, tidak ada yang atau bahwa Indonesia pernah ada di bumi ini.

  57. didik
    09/06/2016 pukul 10:51

    pendapat (opini) adalah hasil kesimpulan dari memahami suatu fakta / ilmu tergantung latar belakang, kecerdasan dan kedalaman ilmu yg dimiliki. Perbedaan pendapat tidak perlu dipertajam hingga timbul permusuhan. Pendapat tidak boleh diseragamkan. Hal ini bertentangan dengan sifat alam yang penuh perbedaan (Syekh Siti Jenar – Achmad Chodjim-hal.11)

  58. didik
    09/06/2016 pukul 11:05

    boleh beda pendapat, tapi jangan memaksakan pendapat untuk memusuhi orang yg beda pendapat. Sejarah bukan kebenaran hakiki sebab sejarah dibuat oleh manusia yang berkuasa pada masanya.

  59. Rohman Gibol
    18/09/2016 pukul 12:18

    KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, pada pengajian umum tahun 2000 di Singosari Malang juga pernah mengakatakan bahwa Raden Wijaya sudah memeluk agama Islam. Namun, Islamnya Raden Wijaya melalui tentara Mongol yang saat itu ingin melakukan ekspansi ke tanah Jawa.

    • 21/12/2016 pukul 09:05

      Mungkin sumbernya perlu dicantumkan

  60. ilham
    02/01/2017 pukul 02:55

    Bagus postingannya.. netral, biasanya ane males baca postingan bantahan

    • 04/03/2017 pukul 10:58

      Terima kasih!

  61. shinta
    04/01/2017 pukul 07:40

    kurang ilmu, kurang referensi.

  62. 20/06/2017 pukul 08:16

    Tanggapan dn ulasan yg baik dn cukup ilmiah. Salam.

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke nuR Batalkan balasan